Nanggroe.net, Jakarta | Lebih dadi 10 ribu orang ditangkap dalam aksi protes terhadap kematian George Floyd yang di gelar diberbagai wilayah di Amerika Serikat (AS), untuk mengecam kebrutalan dan rasisme polisi usai kematian pria berkulit hitam, George Floyd.
Dilansir dari Associated Press, pada Jumat (5/6), jumlah orang yang ditangkap bertambah hingga ratusan setiap harinya. Angka tersebut didasarkan atas penghitungan Associated Press terhadap dari berbagai penangkapan yang dilakukan oleh otoritas AS di berbagai wilayah saat aksi demo memprotes terhadap kematian George Floyd.
Dalam laporannya, Associated Press menyebutkan bahwa sebagian besar penangkapan terkait dengan pelanggaran hukum ringan, seperti enggan membubarkan diri saat unjuk rasa melewati batas waktu dan juga pelanggaran jam malam. Dan ratusan orang lainnya ditangkap terkait tindak penjarahan dan perampokan.
Baca Juga : 6 Polisi AS Didakwa Atas Penyerangan Demonstran George Floyd, 2 Lainnya Dipecat
Para demonstran di AS terus turun kejalan dan berhadapan dengan polisi antihuru-hara yang bersenjata lengkap. Demosntran juga kerap melanggar jam malam yang telah diberlakukan oleh otoritas diberbagai wilayah. Diketahui bahwa jam malam memberikan wewenang kepada penegak hukum untuk menangkap siapa saja yang melanggar tersebut.
Kota Los Angeles di negara bagian California menjadi lokasi penangkapan terbesar secara nasional, sekitar seperempat. Kemudian di ikuti oleh New York, Dallas dan Philadelphia.
Kepala kepolisian Los Angeles, Michel Moore, mengatakan kepada Komisi Polisi setempat Selasa (2/6) waktu setempat bahwa penangkapan besar-besaran terhadap sekitar 2.500 orang dilakukan karena mereka melanggar jam malam dan enggan membubarkan diri. Sementara sisanya, sebut Moore, ditangkap atas berbagai dugaan tindak pidana termasuk penjarahan, perampokan, dan penyerangan terhadap polisi.
Demonstran yang ditangkap oleh polisi di Los Angeles dalam aksi unjuk rasa memprotes kematian George Floyd saat kerusuhan mewarnai unjuk rasa dibeberapa kota pada pekan lalu. Para politisi setempat juga mengklaim bahwa mayoritas pengunjuk rasa merupakan penghasut dari luar, termasuk pernyataan gubernur Minnesota yang menyebutkan bahwa 80 persen pengunjuk rasa berasal dari luar negara bagian itu.
Laporan Associated Press tidak memasukkan data penangkapan yang masih belum dilaporkan mulai pada hari Rabu (3/6) malam waktu setempat.
Komentar