Timbulkan Trauma DOM Aceh, Mahasiswa Minta Jam Malam Dicabut

LMND Kota Banda Aceh gelar protes minta ‘Jam Malam’ di cabut (4/4)

Nanggroe.net, Banda Aceh | Aktivis Mahasiswa menyebutkan, pemberlakuan jam malam bisa menimbulkan trauma psikis bagi masyarakat saat terjadi Daerah Operasi Militer (DOM) di Aceh.

Hal itu di sampaikan Aminul Mukminin Sekedang ketua LMND Kota Banda Aceh saat melakukan aksi di Sp. Lima pada Sabtu (4/4) dini hari tadi.

“Trauma masyarakat yang dulunya hilang hari ini timbul kembali yang hanya membedakan dulunya aparat pegang senjata hari ini pegang rotan”, katanya pakai toa dengan suara lantang

Aksi yang dilakukan hanya berdua itu, untuk mengikuti imbauan tentang sosial distancing meminta pemerintah segera mencabut agar trauma yang masih dialami masyarakat tidak timbul kembali.

“Jam malam tidak ada dampak, banyak usaha dari sore sampai malam tidak bisa berjualan, alangkah lebih baik pemerintah buat kebijakan yang lebih tepat di tengah pandemi Covid-19 ini, ekonomi masyarakat hari ini anjlok, harus tanggung biaya hidup masyarakat tanpa hanya wacana doang”, tegasnya

Baca Juga : Faisal DPRK Lhokseumawe: Jam Malam Jangan Sampai Membangkitkan Luka Lama Di Aceh

Selain itu, dirinya menyarankan pemerintah untuk mencegah penyebaran Covid-19 dengan menutup jalur masuk ke Aceh. Hal ini sangat efektif daripada pemberlakuan jam malam yang memang itu sama sekali bukan kebijakan yang mumpuni ditengah kondisi saat ini.

“Tutup jalur masuk ke Aceh mulai dari darat, udara dan laut, persoalannya disitu virus masuk dari luar ke Aceh, bukan masyakarat yang harus dihukum (pemberlakuan jam malam) akibat virus dari luar”. Pungkasnya

“Pemerintah Aceh secara resmi belum mencabut pemberlakuan jam malam maupun kembali diizinkan berjualan pada malam hari artinya sampai hari ini masyarakat akan terus kelaparan dan sengsara”, Tambahnya (*)

Komentar