Wasek Netfid Aceh Minta Ujian CAT Bagi Calon Komisioner KIP Kota Lhokseumawe Jangan di Hilangkan

LHOKSEUMAWE | Wakil Sekretaris Network For Indonesian Demokratik Society (NETFID) Provinsi Aceh, Martha Beruh meminta pelaksanaan seleksi anggota Komisi Independen Pemilihan (KIP) Kota Lhokseumawe dilakukan secara profesional dan terbuka. Hal itu disampaikannya kepada media pada tanggal 7 April 2023.

Martha mengatakan bahwa Komisi Independen Pemilihan (KIP) menjadi penentu berjalannya pelaksanaan Pemilu pada tahun 2024 secara jujur dan adil di Kota Lhokseumawe. “Maka dari itu, kita mengharapkan pelaksanaan rekrutmen yang sedang berlangsung saat ini harus dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku,” sebut Martha.

Selama ini, kita mengapresiasi kinerja KIP Kota Lhokseumawe dalam melakukan penjaringan anggota Panitia Pemilihan (PPK) tingkat kecamatan hingga Panitia Pemungutan Suara (PPS) tingkat gampong yang sudah selesai beberapa bulan yang lalu dan sudah bekerja hingga saat ini, sebut Martha.

Saat ini telah berlangsung penjaringan dan penyaringan calon anggota Komisi Independen Pemilihan (KIP) Kota Lhokseumawe periode 2023-2028 yang dilakukan oleh Tim Independen (ad hoc) atau Pansel KIP Kota Lhokseumawe. Dengan ini, kita sangat berharap tim tersebut dapat bekerja secara profesional dan terbuka.

Ada beberapa hal urgent yang perlu kita ingatkan terkait penjaringan dan penyaringan tersebut agar lebih terbuka, antara lain seperti ujian tertulis bagi peserta harus diubah ke digital. Dengan kata lain, aturan ujian tertulis Manual harus dihilangkan dan diganti dengan metode (CAT) Computer Assisted Test, yaitu ujian berbasis komputer dimana nilai dapat dimonitor langsung oleh masyarakat umum dan lebih terbuka, ujar Martha.

Sesuai dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 4 Tahun 2023 tentang Seleksi Anggota Komisi Pemilihan Umum Provinsi dan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota Pasal 17 terkait tahapan seleksi, jelas pasal tersebut juga memerintahkan agar menyediakan soal dan sarana teknologi informasi untuk seleksi tertulis. Maka, antara lain teknologi tersebut adalah (CAT) Computer Assisted Test.

Metode ini sebenarnya sudah dilakukan pada saat penyeleksian anggota PPK dan PPS di Kota Lhokseumawe. Namun, kita hanya sekedar mengingatkan kembali agar jangan sampai tingkatan yang tinggi tidak bertransformasi menggunakan ujian digital sedangkan kita tahu tingkatan yang rendah sudah bertransformasi ke ujian digital.

Menurut Martha, metode ujian tertulis Manual tanpa menggunakan teknologi (CAT) dapat menimbulkan persepsi negatif bagi publik. “Bukan kita tidak percaya, namun menggunakan metode (CAT) Computer Assisted Test demi terciptanya seleksi tertulis yang obyektif dan dapat dipertanggungjawabkan. Sebaiknya Pansel KIP Lhokseumawe memilih menggunakan seleksi ujian tulis yang servernya ada di KPU untuk menjaga kerahasiaan soal seleksi,” Ujar Martha

“Sangat tidak logis seleksi tertulis bagi PPK, PPS dan seluruh Penyelenggaraan Pemilu di Indonesia menggunakan (CAT), dan kita masih menggunakan Seleksi Tulis Manual ?,” Tutub Martha

Komentar