Nanggroe.net, Peunaron | Rukminah salah satu janda miskin yang berusia 38 tahun berasal dari warga tidak mampu dan tinggal dirumah yang tidak layal di huni lagi Selma 5 tahun, (18/4/2020).
Rukminah sekarang tinggal di DK 3 kecamatan, Peunaron, Kabupaten, Aceh Timur. Sejak tahun 2003 Rukminah menderita penyakit Komplikasi seperti, gatal-gatal, panas dan rabun penyakit yang sudah diderita selama 16 tahun lamanya.
Pada tahun 2015 suami Rukminah meninggal dunia dan meninggalkan 3 orang anak yang mengakibatkan Rukminah semakin terpuruk karena harus menghidupi 3 orang anak sehingga anak pertama Rukminah hanya menempuh jenjang pendidikan Sekolah Dasar.
Ikatan Pemuda Mahasiswa Peunaron (IPMP), saat mendatangi kediaman beliau terlihat dinding dan atap yang tidak layak pakai lagi dan di lengkapi dengan lantai yang tidak mempunyai alas duduk sehingga saat banjir rumah di penuhi dengan begitu banyak air.
“Saya tinggal disini sudah 5 tahun, rumah ini saya tempati bersama anak laki-laki dan 2 orang anak perempuan saya yang masih dibawah umur”, kata Rukminah kepada mahasiswa
kini anak laki-laki harus putus sekolah demi membantu perekonomian keluarga nya dan dua orang anak perempuan nya menderita gangguang mental setelah ayah nya meninggal, lanjutnya
jamaluddin ketua IPMP mengungkapkan kepada awak media, kami sangat miris melihat kondisi fisik buk Rukminah dan kondisi rumah buk Rukminah, selama ini rumah nya belum pernah mendapatkan bantuan baik dari pemdes Aluer Pinang dan juga pemkab Aceh Timur, mereka hanya tinggal tinggal berempat dengan anak nya dengan kondisi buk rukminah yang sakit-sakitan dirumah nya, saat kami kunjungi buk rukminah sedang duduk merenung dirumahnya dengan kondisi yang tidak bisa melihat dan dia berusaha berkomunikasi dengan kami.
Jamaluddin juga mengungkapkan kekecewaan terhadap pemdes Alur Pinang dan pemkab Aceh Timur, ini rumah tidak layak huni dan kondisi buk rukminah ini sangat memprihatinkan, ini kasus kecil yang terungkap bahwa masih banyak rakyat membutuhkan sentuhan tangan pemerintah terkait dan kita semua berharap pemerintah membuka mata atas kesenjangan sosial yang di rasakan buk rukminah tersebut.
Atas nama IPMP (ikatan pemuda mahasiswa peunaron), mendesak pemerintah kabupaten Aceh Timur untuk lebih peduli dan membuka hati dan mata terhadap janda miskin yang sedang mengidap penyakit komplikasi ini, jangan terlalu sibuk mengurusi hal yang tidak penting dan janga selalu menggaung-gaungkan Aceh Timur “Bereh” tetapi kepedulian untuk membantu masyarakat yang kesusahan saja sangat jarang.
Kami akan terus mengadvokasi kasus ketimpangan ekonomi seperti ini dan kami juga akan menggalang bantuan untuk buk Rukminah dan besar harapan kami kepada pemdes dan pemkab mau membantu buk rukminah terkait permasalahan tersebut, pemerintah harus bertanggung jawab terhadap rakyat miskin, perbanyak buka mata jangan asik menutup mata atas apa yang dirasakan oleh warga nya sendiri, dan juga implementasikan sila ke lima yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia!
Komentar