NANGGROE.MEDIA | Sejumlah penggalan kalimat dalam bahasa Gayo sering diucapkan para orang tua disaat hari Raya Idul Fitri di dataran tinggi Gayo yaitu “Kesa Ma’as, Kedue Maaf, Ketige Tabi, Keopat Ampun”.
Tak hanya pada saat momen Idul Fitri, kalimat ini juga sering diucapkan dalam acara-acara formal daerah yang bersinggungan langsung dengan bahasa lokal (Gayo-red). Seperti halnya acara sakral menyambut hari ulang tahun (HUT) Kute Takengen lewat sidang paripurna di gedung DPRK.
Sejumlah netizen pasti banya yang belum mengetahui maksud dari ungkapan ini. Apalagi di kalangan milineal.
Maksud dari Kesa Ma’as itu adalah memaafkan dengan segala keikhlasan atas semua kesalahan orang lain siapa pun dia sehingga terlepas dari kesalahan di dunia dan diharap dibebaskan dari hukuman di akhirat atas khilaf dan salah yang pernah dilakukan.
Kedue Ma’af, adalah memohon dengan segala kesungguhan, kerendahan, dan keikhlasan hati atas semua kesalahan diri kepada orang lain siapapun dia sehingga terlepas dunia akhirat.
Ketige Tabi, adalah memohon dihapus sebersih-bersihnya, kesan dan kenangan buruk akibat perlakuan dan tindakan terhadap siapapun juga, sehingga terlepaslah di dunia akhirat.
Keopat Ampun, yaitu memohon keampunan dari segala kezaliman, kejahilan, dan tindakan keji kepada siapapun juga sehingga terbebas hisab di dunia dan akhirat.
[ Bardyan Ir ]
Komentar