Nanggroe.net, Jakarta | Kasus virus Corona (Covid-19) di Rusia kini melonjak tajam menjadi lebih dari 100 ribu hingga per kamis (30/4). Pemerintah menyampaikan bahwa ada penambahan kasus baru sebanyak 7.009 yang telah dikonfirmasi dalam 24 jam terakhir.
Dalam pembaharuan harian dari situs informasi virus Corona milik pemerintah, hingga kini Rusia mencatatkan total angka 106.498 kasus positif dan angka 1.073 kematian akibat Covid-19.
Penambahan kasus tersebut membuat Rusia melampaui China dan Iran serta manjadi nagara urutan ke-delapan dengan kasus positif Covid-18 terbanyak didunia. Saat ini kasus corona di negeri Tirai bambu sebanyak 82.862 dengan penambahan sebanyak 4 kasus baru dan Iran sebanyak 93.657 yang dinyatakan positif virus corona tersebut.
Baca Juga: Ekonomi Down, Afrika Selatan Secara Bertahap Longgarkan Lockdown
Minggu ini, Presiden Rusia, Vladimir putin memperingatkan semua orang bahwa situasi masih tetap sulit dengan jumlah penularan yang kian meningkat beberapa ribu setiap hari.
Dilansir dari AFB Sabtu (2/5), Petugas medis di negara Rusia sangat banyak yang mengeluhkan kurangnya APD dan juga alat pengujian virus. Petugas rumah sakit sangat khawatir dengan kematian yang terjadi di lingkungan medis.
Terlepas dari peningkatan kasus yang terjadi di Rusia, Presiden Putin mengatakan bahwa secara bertahap akan mencabut berbagai kebijakan karantina di seluruh bagian negara itu mulai pertengahan mei.
Baca Juga: Trump Punya Bukti Covid-19 Dari Lab Wuhan, AS-China Makin Panas!
Seperti dilansir dari CNN, Perdana Manteri Rusia, Mikhail Mishustin, pada hari rabu memperpanjang larang orang asing yang masuk ke Negara itu, yang akan usai sampai upaya melawan penularan ini berakhir dan situasi membaik kembali.
Virus Corona yang menyerang organ pernapasan ini juga telah gagalkan beberapa agenda politik besar Kremlin pada tahun ini, salah satunya presiden Putin membatalkan acara parade militer besar-besaran pada tanggal 9 Mei dalam memperingati ulang tahun kemenangan Perang Dunia 2 yang ke 75.
Kremlin juga melakukan penundaan pemungutan suara yang telah dijadwalkan pada 22 April tantang reformasi konstitusi yang akan membuka jalan bagi presiden Putin untuk berpotensi kembali berkuasa hingga tahun 2036.
Komentar