Nanggroe.net, Jakarta | India membatalkan niatnya untuk pengadaan alat rapid test kit Corona dari dua perusahaan di China karena persoalan kualitas dan harga yang sangat kontroversi.
Kedutaan China di India sangat kecewa setelah India menyampaikan bahwa pesanan alat uji pendeteksi virus Corona itu dibatalkan.
India membatalkan impor alat tes Corona dari negeri panda tersebut karena dinilai barangnya adalah cacat.
Baca Juga : Panas! Kapal Perang AS Terobos Laut China Selatan, China Ngamuk
Dilansir dari Medja The Star, hari Kamis (30/4) Kedutaan China di India mengatakan pada hari selasa (28/4) bahwa, “sikap India tidak adil dan tidak bertanggung jawab karena memberi lebel test kit Corona buatan China sebagai barang yang cacat,” Katanya
Pada hari senin (27/4), pemerintah India resmi membatalkan pesanan alat untuk pengadaan rapid test.
Baca Juga : 144 WNA di Indonesia Dinyatakan Sembuh Dari Virus Corona, ODP 306 Orang
Juru bicara Kedutaan Besar China, Jing Rong, mengatakan bahwa langkah india itu tidak bertanggung jawab dan China merasa tidak adil oleh kondisi seperti itu.
“Kualitas produk medis yang di ekspor dari China ini diprioritaskan. Ini sikap tidak adil dan tidak bertanggung jawab bagi individu tertentu yang menyebut produk China sebagai cacat dan melihat masalah dengan prasangka awal”, ujar Ji Rong
Pesanan itu dibatalkan oleh india setelah Pengadilan New Delhi mengungkapkan bahwa India telah dimintai membayar lebih dari dua kali lipat harga dari biaya untuk pengimpornya.
Pemerintah negara India menyatakan belum melakukan pembayaran apapun dan juga belum kehilangan uang.
Namun, Jim Rong juga menyampaikan kedua perusahaan telah menekankan bahwa alat tes Corona tersebut telah memenuhi syarat dan standar kualitas di China.
Barang tersebut juga telah divalidasi dan disetujui oleh otoritas di India. Karena Eksportir China juga diharuskan menunjukkan bahwa penjualan mereka harus disetujui pasar tujuan mereka
Berdasarkan peraturan di China yang diberlakukan pada 30 maret lalu, setelah mendapat keluhan dari beberapa negara tentang berang China yang dinilai rusak dan dibawah standar.
Sementara itu, Ibu kota Pemerintah India, New Delhi, selasa (28/4) memulai mengizinkan lagi beberapa kegiatan jasa, seperti tukang ledeng, tukang listrik, mekanik perbaikan dan pemurni air.
New Delhi merupakan wilayah salah satu di Negara India yang paling terpukul akibat virus Pandemi tersebut. Memiliki kasus kematian 54 orag akibat Covid-19 dengan total 3.108 kasus positif.
Kementerian Kesehatan India juga melaporkan selasa pagi (28/4) dengan kematian baru Covid-19 sebanyak 48, dan 1.055 kasus baru sejak dilaporkan. Hal ini membuat jumlah korban kematian di India mencapai 934 dengan total kasus positif sebanyak 29.435 kasus.
Komentar