Nanggroe.net, Banda Aceh | Zulfata, M.Ag terpilih sebagai Ketua Umum Forum Pemuda Lintas Beragama-Aceh (FPLBA) usai penyelenggaraan Kegiatan Pengembangan Dialog Moderasi Beragama dan Wawasan Multikulturalisme oleh Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) di Kyriad Muraya Hotel Banda Aceh (Kamis, 25-27/02/2021).
Lembaga ini terbentuk dari salah-satu hasil rekomendasi pada kegiatan tersebut untuk menyukseskan agenda moderasi beragama di Indonesia sebagai proses perwujudan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Republik Indonesia.
Zulfata, M.Ag yang cenderung banyak menulis dan membangun opini publik terkait agama dan politik dalam bingkai demokrasi mendapat sokongan kuat oleh seluruh peserta dialog moderasi lintas beragama di Aceh. Dalam kegiatan ini terdapat lima perwakilan lintas agama yaitu Pemuda muslim (Agama Islam), Pemuda Kristen, Pemuda Protestan, Pemuda Hindu dan Pemuda Budha, sementara dari agama Konghuchu belum terdapat di Aceh.
Untuk sekretaris umum dijabati oleh Zulhilmi, S.Sos dan Bendahara Umum diduduki oleh Sonia. Kemudian struktural kepengurusan selanjutnya diisi dengan posisi koordinator lintas agama dan ketua cabang di tingkat II/kabupaten/Kota Se-Aceh. Hadirnya lembaga ini diharapkan menjadi model dan modal bagi seluruh forum pemuda lintas agama se-Indonesia.
Baca Juga :
“Kepercayaan ini saya emban sebagai wujud komitmen keindonesiaan saya untuk terus berupaya membangun spirit dan integritas pemuda lintas beragama di Aceh agar moralitas bangsa dalam bernegara dapat semakin kuat dari masa ke masa, terutama untuk memperkuat keadaban berdemokrasi masa pandemi ini” Pungkas Zulfata, M.Ag.
Dari rilis yang di terima Nanggroe.net pada (Sabtu, 27/02/2021), Zulfata, M,Ag melanjutkan bahwa kalangan pemuda lintas beragama harus terus tampil untuk menjadi mitra pemerintah dalam memperkuat negara agar segala yang terkait tentang beragama tidak mudah dipolitisir, sehingga umat beragama tak mudah masuk dalam skema konflik beragama.
Dalam kepengurusan lima tahun ini, Zulfata, M.Ag beserta dengan seluruh pengurusnya optimis untuk menjadikan berbagai program penguatan moderasi beragama agar dapat terlaksana secara progresif dan mampu menciptakan Indonesia benar-benar moderat dalam beragama sebagai upaya penyadaran bagi seluruh rakyat Indonesia.
“Kita sungguh prihatin melihat kondisi bangsa Indonesia hari ini, terutama dalam hal tingkat korupsi, seharusnya negara yang beranekaragaman agama, budaya, suku, dan etnis ini mampu menekan angka korupsi di negeri ini, dan mampu mengontrol agar potensi radikalisme atau kekerasan yang mengatasnamakan agama dapat dibumihanguskan di pangkuan ibu pertiwi” Tutup Zulfata,M.Ag
Komentar