Nanggroe.net, Aceh Utara | Museum Islam Samudera Pasai (Malikussaleh) berada di Gampong Bringen Kecamatan Samudra ramai dikunjungi Wisatawan Lokal yang telah diresmikan Pemeritah Kabupaten Aceh Utara pada 9 Juli 2019.
Namun, sangat disayangkan sebuah bangunan yang berada di sebelah bangunan Museum Malikussaleh yang sudah lama Rampung belum di fungsikan.
Padahal, bedasarkan amatan Nanggroe.net Selasa (9/6), sebagian sudut dan sisi bangunan sudah mulai kusam dimakan usia, sebagain cat mulai memuudar dan lekang dari dinding.
Baca Juga : Pembunuhan Nenek di Aceh Utara dengan Leher Digorok Terungkap, Pelaku Anaknya Sendiri
Juga, yang menjadi perhatian akses Jalan menuju meseum yang sangat memperihatinkan, bagaimana tidak, jalan menuju Obyek wisata di kabupaten Aceh Utara itu tampak bergelombang dan berbatu, sehingga jika musim hujan tiba jalanan tersebut berubah menjadi kubangan Lumpur yang sulit di lewati.
Tak hanya disitu, sampah juga terlihat berserakan di sekitaran dalam museum juga diluarnya, hal ini membuat cagar sejarah Aceh menjadi kotor dan jorok.
Menanggali hal itu, Mahasiswa Fakultas Hukum Unimal, Muhammad Fadli kepada Nanggroe.net mengungkapkan sangat miris melihat kondisi Museum Islam Samudra Pasai atau Malikussaleh yang tidak terawat.
“Di sekeliling museum banyak kubangan air sudah seperti danau-danau kecil yang penuh ranting dan sampah, kemudian di atas juga banyak sampah berserakan tidak terurus,” cetusnya.
“Kita sangat miris melihat kejadian ini, padahal museum Malikussaleh ini sudah mulai banyak pengunjung baik dari lokal daerah maupun luar daerah, objek bersejarah tentang Malikussaleh ini bisa menjadi icon dan objek wisata bagi Aceh Utara kedepannya dan tentunya akan menambah PAD daerah,” terangnya.
“Pemkab Aceh Utara seperti tidak mau peduli dengan bangunan tersebut, “leuh bangun cae Anggaran, kakeh meunan lajue hana soe hiroe (Sudah bangun cair anggaran, sudah gitu saja tidak ada yang penduli,” tandasnya.
Padahal, lanjutnya, jika melihat daerah yang sudah maju salah satu penunjang PAD paling besar melalui sektor pariwisatanya, mindset Bupati Aceh Utara harus berubah untuk memajukan ekonomi daerah dan masyarakat.
“Kita malu ketika mendengar keluhan dari wisatawan luar Aceh, museum Malikussaleh di luar ekspektasi mereka, realitanya sangat menyedihkan, museum yang tidak terawat,” ungkapnya
Ia menyarankan, Pemkab Aceh Utara harus benahi dan mempunyai Roadmap yang jelas dalam tata kelola daerah terutama dalam menjaga aset daerah kedepannya, berharap keluhan dari para pengunjung ini harus segera di tindaklanjuti.
“Jangan sampai museum Malikussaleh bukan membuat kita bangga dengan masyarakat luar, namun malah membuat kita malu karna tidak di kelola dengan baik,” tutup Muhammad Fadli.
Komentar