Milenial Aceh Menggelar Acara Webinar ‘Qou Vadis MoU’ 15 Tahun Perdamaian Aceh

Nanggroe.net, Lhokseumawe | Memperingati 15 Tahun Perdamaian Aceh Milenial Aceh menggelar acara diskusi Webinar via aplikasi zoom metting dengan tema ‘Quo Vadis MoU’ pada Selasa 18 Agustus 2020 malam.

Acara tersebut menghadirkan Keynote Speaker Tito Karnavian Mentri Dalam Negeri Republik Indonesia yang diwakili oleh Dirjend Kemendagri Dr. Syafirzal, Narasumber H. Sudirman, Anggota DPD-RI asal Aceh, Hendra Budian, S.H Wakil Ketua II DPRA dan Fakhrurrazi, S.IP, Direktur Aktivis Millenial Aceh.

Selain itu, dipandu oleh moderator Dedy Syahputra, S.H., MH, host Shinta Fhany, S.T dan MC Rauzatur Rahmi, S.Ant yang diikuti oleh seratusan lebih peserta.

Baca Juga : Hendra Budian : Saya Mendukung Multiyears, Ingin Meluruskan Cara Pikir Golkar Aceh

Syibral Mulasi Ketua Pelaksana mengatakan bahwa, acara ini sebagai refleksi bagi masyarakat untuk memahami sejauhmana 15 tahun sudah terealisasi butir-butir MoU yang telah disepakati oleh Republik Indonesia dan GAM.

“Dengan acara diskusi ini semoga para peserta bisa mengambil ilmu dari keynote speaker dan beberapa narasumber yang kami hadirkan bagi masyarakat Aceh,” katanya kepada Nanggroe.net.

Narasumber, Hendra Budian, S.H dalam acara diskusi webinar ‘Quo Vadis MoU’ memaparkan terkait peran DPR Aceh dalam mengawal turunan UUPA yang mengatakan bahwa dirinya sebagai anggota parlamen komit dalam menuntaskan segenap butir-butir didalam MoU.

Baca Juga : Peringati Perdamaian Aceh ke-15, Bintang Bulan Dikibarkan di Islamic Center Lhokseumawe

“DPR Aceh dari awal sangat komitmen dengan teralisasinya butir-butir MoU yang telah disepakati, juga kami mengajak FORBES Aceh untuk bersama-sama menuntaskan agar suara dari Aceh dan Jakarta bisa berkesinambungan,” ucapnya.

Kemudian, Narasumber H. Sudirman memaparkan terkait peran DPD-RI dalam melakukan pengawasan terhadap implementasinya UUPA yang mengatakan bahwa butir-butir MoU selalu diawasi pihaknya agar bisa terealisasi.

“Kami di DPD-RI selalu mengawasi agar butir-butir MoU ini segera dapat direalisasikan agar rakyat Aceh bisa merasakan arti perdamaian dari konflik berkepanjangan antara tentara Indonesia dengan GAM,” katanya.

Baca Juga : Peringati Hari Damai Aceh ke-15, BRA Gelar Touring pakai Moge

Selanjutnya, Narasumber Fakhrurrazi, S,IP memaparkan terkait arti perdamaian dalam perpekstif millinial Aceh mengatakan bahwa seharusnya partai lokal maupun parnas yang ada di Aceh bisa bersama-sama menyuarakan MoU karena ini bukan persoalan kelompok atau individu.

“Disini kami ingin melihat keikhasan, keadilan dari DPR yang bisa merealisasikan sepenuh hati butir-butir MoU, karena dengan kekompakan maka mudah untuk mengimplementasikan MoU, ini jalan mencapai kesejahteraan untuk merawat perdamaian Aceh,” tuturnya.

Keynote speaker Tito Karnavian Mendagri RI yang diwakili oleh Dirjend Mendagri, Dr. Syafrizal memaparkan terkait komiten pemerintah pusat dalam menuntaskan turunan UUPA dalam berdasarkan MoU GAM-RI mengatakan bahwa terdapat perbedaan persepsi dalam perumusan kebijakan antar pemerintah Pusat dan pemeritah Aceh dalam hal merumuskan kebijakan ini yang menjadi kenapa MoU belum maksimal direalisasikan.

“Namun Aceh mendapatkan dana otsus yang meningkat secara signifikan, namun pertumbuhan ekonomi, pengangguran dan kemiskinan belum optimal langkah-langkah untuk memperkaiki Aceh pasca damai GAM-RI,” katanya.

Diskusi ini pun berlangsung pada pukul 20:00 Wib hingga 22:30 Wib dengan disertai tanya jawab oleh para peserta yang mengikuti acara webinar ‘Quo Vadis MoU’.

Komentar