KOPSA Menilai Pemkot Banda Aceh Proyek IPAL Sebuah Penghinaan Kepada Makam Ulama-Ulama Aceh

Nanggroe.net, Banda Aceh | Rencana kelanjutan pembangunan proyek Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Gampong  Pande Kota Banda Aceh, hingga saat ini banyak kritikan dari berbagai elemen masyarakat.

Ketua Komunitas Pemuda Peduli Sejarah Aceh (KOPSA), Abdul Hafiz, mengatakan gampong Pande adalah salah satu Pemukiman tertua di kota Banda Aceh. Sejarah mencatat gampong Pande cikal bakal Kerajaan Aceh Darussalam pada abad XIII Masehi.

Hafiz juga menilai Pemkot Banda Aceh untuk melanjutkan proyek IPAL sebuah penghinaan kepada ulama, dan raja-raja terdahulu, sehingga di makam-makam ulama dan kemungkinan besar terdapat pula Makam Raja Aceh yang pernah memerintah di eranya di jadikan tempat pembuangan kotoran.

Baca Juga :

Dua Jenazah Warga Aceh Tertahan Di RS Cilacap

Ia juga menambahkan, Kawasan Gampong pande dan Gampong jawa sudah lebih dari layak dijadikan sebagai Kawasan Inti Tinggalan Sejarah Kota Pusaka  Bandar Aceh Darussalam, berbagai bukti sampai hari ini masih dapat kita jumpai.

“Geutanyoe Ka tajak toh ek nibak kubu Indatu teuh” (Kita telah membuang kotoran di atas makam Leluhur) itu sebuah hal yang tidak dapat diterima oleh akal sehat kita yang dilakukan di atas makam Ulama-ulama Aceh.

Seharusnya Pemko Banda Aceh dalam hal ini  bekerja sama dengan balai pelestarian cagar budaya (BPCD) dan tim ahli cagar budaya (TACB) untuk merawat, menjaga, dan melestarikan peninggalan sejarah, bukan malah terkesan menghilangkan bukti-bukti sejarah kerajaan Aceh Darussalam dengan cara membangun proyek IPAL,”ujarnya”.

Baca Juga :

Dampingi Nova Sebagai Wagub, Rembo : Sayuti Orang Yang Tepat

Kami mendesak kepada Pemkot Banda Aceh agar merelokasikan proyek IPAL, jangan mengotori dan merusak kawasan inti tinggalan kerajaan Aceh Darussalam dan sekarang yang sudah jelas ada indikasi-indikasi Makam-Makam orang penting di Kawasan Gampong Pande dan Gampong Jawa.

Dulu penjajahan Belanda mengahancurkan kerajaan Aceh agar hilang bekas kerajaan, tapi sekarang kita orang aceh mengambil sifat Belanda,”tutupnya”.

Komentar