KAMMI Aceh : Aceh Terpuruk Lagi, Takkah Cukup Cermin Untuk Berkaca ?

Nanggroe.net, Banda Aceh |Ahsanul Abid Ketua KAMMI Aceh merespon terkait dinobatkan Aceh kembali jadi Provinsi Termiskin di Sumatera dengan data Penduduk miskin di Aceh meningkat 19 ribu orang pada September 2020. Dan Secara persentase, angka kemiskinan di Serambi Mekah sebesar 15,43% atau tertinggi di Sumatera. Data tersebut disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Aceh Ihsanurrijal dalam konferensi persnya pada waktu lalu.

Seharusnya kesalahan sebelumnya menjadi cerminan untuk bersikap lebih baik kedepannya, begitu pula sikap Pemerintah Aceh. Apakah tidak cukup cermin untuk berkaca, atau cerminnya terlalu berdebu, ataukah cerminnya dicampakkan dengan sengaja, sehingga tidak lagi ada upaya untuk bercermin dan berusaha untuk tampil dan berbuat lebih baik kedepan. Seperti yang dikutip di Kompas.com, Pengamat ekonomi dari Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala, Dr Amri, SE, MSi menyebutkan, meningkatnya angka kemiskinan Aceh tahun 2020 terjadi karena adanya kesalahan manajemen anggaran oleh Pemerintah Aceh yang terjadi sejak lama.

“Data BPS itu adalah hal yang valid, sudah jelas alat ukurnya, yang perlu diperbaiki adalah kebijakan, perencanaan, dan manajemen anggaran di Aceh. Harusnya anggaran tepat sasaran, APBA cukup besar ditambah dana otonomi khusus, tapi belum bisa meningkatkan kesejahteraan rakyat,” jelas Amri melalui saluran telepon, Senin (16/2/2021) kemaren.

Maka dalam hal ini, Abid juga menyempat diri berhadir dan berdiskusi langsung dengan Dr. H. Ahmad Heryawan, Lc., M.Si, Gubernur jawa barat 2 Periode hingga 2018 di hermes pelace terkait Pengalaman beliau dalam mengelola Kota Jawa Barat, Abid bertanya apa langkah pak aher dalam menurunkan taraf kemiskinan di Jawa Barat, Beliau menjawab Jika Pendidikannya masih rendah, maka fokus pada pendidikan, kalau Kesehatan masih rendah, maka fokus pada kesehatan dan begitu seterusnya. Sisi Ekonomi, SDA Melimpah (dibawah bumi (Tambang), atau atas bumi (Pertanian, Perkebunan, Peternakan, kehutanan, Perikanan dan lain-lain.

Baca Juga : Kapolri Instruksikan Jajarannya Tak Ragu Usut Tuntas Mafia Tanah, Lihat Selengkapnya

Dimana yang akan yang difokuskan yang berdampak pada pendapatan masyarakat yang sangat kuat, juga termasuk industri, perdagangan, usaha kecil menengah. Rumusannya tentu sangat panjang, saya dulu ketika jadi gubernur fokus pendidikan kesehatan, fokus di denyut perekonomian dengan cara mempermudah perizinan, mempermudah layanan pemerintah pada bidang perekonomian, sehingga berdampak pada mudahnya dunia usaha berkembang, ketika usaha berkembang, denyut ekonomi berkembang. Di sektor perdagangan, sektor pertanian, petani butuh apa, traktor yang dibutuhkan, traktor yang kita berikan, petani butuh pupuk, pupuk yang kita berikan. Perikanan, perkebunan, kopi itu di jawa
barat kopi menjadi pemicu kesejahteraan.(Rabu, 17/02/2021)

Ketika ditanya apa yang membuat Aceh kembali menjadi provinsi di sumatera, Beliau tidak menyampaikan persis yang menyebabkan meningkatkan taraf kemiskinan di Aceh karena harus diamati terlebih dahulu, namun beliau hanya menyampaikan berbasis pengalaman bahwa Aceh memiliki sumber daya alam yang luar biasa. Maka kembali kepada persoalan, apabila sudah ada jalan keluar dari hasil duduknya para pakar yang berdiskusi bersama sekda, ketua bappeda secara ilmiah. Maka tinggal komitmen para pimpinan, tutupnya.

Abid menambahkan komitmen pimpinan inilah yang menjadi persoalan hari ini dan harus dioptimalkan. Maka abid meminta kepada Plt gubernur aceh untuk benar-benar menjadikan status aceh provinsi termiskin di sumatera ini sebagai upaya untuk berintropeksi diri dan lebih fokus pada kesejahteraan rakyat Aceh, Tutup Abid.

Laporan : Ismu Banda Aceh

Komentar