Jalan Lintas Takengon Bireun KM 77 Desa Karang Jadi Kerap Tergenang Air Saat Musim Hujan

BENER MERIAH | Ruas jalan lintas nasional Bireuen-Takengon Desa Karang Jadi, Kecamatan Timang Gajah, Kabupaten Bener Meriah, Aceh sering tergenang air hujan. Hal itu disebabkan adanya sisa material galian C yang berada tepatnya di samping jembatan KM 77.

Sehingga dampaknya, selain menyulitkan para pengendara yang melintas juga mengakibatkan sejumlah rumah warga sering tergenang air diseputaran rumah yang mana akibat luapan air hujan yang berada di jalanan tersebut. Selasa, (19/09/23).

Dari hasil pantauan Nanggroe.media pada saat berada di lokasi, genangan air pada musim penghujan bisa mencapai ketinggian 20 hingga 30 cm dari permukaan aspal. Sehingga dampak dari luapan air tersebut pada saat pengendara melintas di jalanan itu dan sejumlah rumah warga disana juga tergenang air luapan dari jalanan tersebut.

Selain itu jika tiba musim kemarau, debu atau pasir berterbangan akibat sisa material galian C yang di biarkan berserakan dan menumpuk disisi kanan kiri badan jalan.

Nurbaiti (51), warga Desa Karang Jadi, KM 77, Kecamatan Timang Gajah, Kabupaten Bener Meriah, Aceh kepada Nanggroe.media Senin, (18/09/23) mengatakan kami merasa mengeluh dan terganggu karena saat hujan, air turun dari galian C dan tergenang di badan jalan.

Ia menjelaskan, saat air tergenang dan sudah penuh, air yang dari atas jalan turun ke lokasi rumah kami. Dimana posisi rumah kami berada dibawah (rendah).

“Kalau kendaraan mobil lewat air itu tersiram ke rumah kami. Kalau pintu, jendela dibuka masuk kedalam rumah air itu,” ujarnya.

Lokasi tergenangnya air di jalan raya lintas Takengon – Bireun tersebut di KM 77 Desa Karang Jadi, tidak ada saluran airnya. Oleh sebab itu saat hujan tiba air tergenang di badan jalan.

Nurbaiti (51), juga mengatakan apabila musim kemarau pasir atau material yang telah turun dari galian C ke badan jalan debu-debu sudah menjadi polusi diseputaran rumah.

“Kami dirumah tidak bisa buka pintu sama jendela, aktifitas di dalam rumah seperti makan, masak kami cukup terganggu tidak bisapun pada saat kemarau, akibat debu. Itu keluhan kami dirumah,” kata Nurbaiti (51), saat diwawancarai Nanggroe.media melalui by telepon.

“Kami berharap agar dapat ditindak lanjuti keluhan kami sebagai warga masyarakat setempat”. Harapnya.

Lebih lanjut, Kepala Desa (Reje Kampung) Desa Karang Jadi Mahadi, saat dikonfirmasi Nanggroe.media mengatakan, dari aparatur desa sudah melaporkan terkait genangan air yang berada di area badan jalan tersebut ke Lingkungan Hidup dan sudah direspon.

Ia menyebutkan, dalam bulan ini akan segera dikerok (bersihkan). Tanah atau material dari galian C tersebut untuk penimbunan mesjid Babussalam.

“Kami melaporkan ke Lingkungan Hidup dan sudah direspon, begitu juga sudah kami sampaikan ketika Jumat curhat berlangsung dari Polsek.” kata Mahadi.

Mahadi Reje Kampung Desa Karang Jadi juga menyampaikan, sudah 2 kali dibersihkan material-material dijalan tersebut oleh petugas PU yang melakukan pembersihan, namun saat ini ketika hujan air kembali turun ke badan jalan. Tergenangnya air dikarenakan tidak ada saluran air untuk mengalir.

“Kita akan segera mencari solusinya agar dapat ditindak lanjuti kembali terkait tergenangnya air di jalan dan ini juga menjadi salah satu keluhan warga setempat,” ujarnya.

Selanjutnya dalam hal tersebut, pihak dinas terkait agar segera menindak lanjuti permasalahan yang terjadi di daerah itu agar arus lalulintas berjalan dengan lancar serta keluhan warga masyarakat setempat dapat segera terealisasikan.

Komentar