Nanggroe.net, Jakarta | Militer Kolombia menyebutkan bahwa sembilan anggota militernya tewas dan enam lainnya terluka dalam insiden jatuhnya sebuah helikopter militer pada hari Selasa 21 Juli 2020.
Helikopter tersebut jatuh di Kolombia wilayah tenggara dalam sebuah operasi gerilyawan.
Dilansir dari AFP, Kamis (23/7), helikopter Black Hawk dengan membawa 17 personil militer jatuh diatas hamparan Sungai Inirida, di daerah kawasan hutan Guaviare, di tenggara negara kolombia.
Baca Juga : Ratusan Juta Terancam Kelaparan, PBB Minta Sumbangan
“Sangat disayangkan, kami telah menemukan sembilan mayat anggota personil kami, di insiden itu,” cuitan salah seorang juru bicara Militer Kolombia di Twitter.
Dari pihak militer tidak ada yang memberikan keterangan terkait jatuhnya helikopter tersebut, jatuh atau di tembak jatuh. Tidak ada yang memberikan ungkapan dengan jelas, sementara dua tentara lain juga ada didalam helikopter.
Dari pihak militer, menurutnya, bahwa kehadiran helikopter itu untuk mendukung dan membantu serangan terhadap para pembangkang FARC, yaitu gerilyawan kiri yang menolak menandatangani perjanjian damai yang disebagian disepakati oleh pembangkang mereka lainnya dengan pemerintah pada tahun 2016 lalu.
Ada sekitar 2.300 pejuang gerilyawan pembangkang disana, menurut perkiraan dari intelijen militer Kolombia, yang bertahan hidup dengan bergantung pada praktik perdagangan narkoba, penambangan ilegal dan sejumlah jaringan dukangan luas lainnya.
Daerah tersebut juga dikenal sebagai daerah menanam tanaman obat. Kolombia adalah negara penghasil utama daun koka di dunia dan sumber tanaman untuk kokain
Komentar