Heboh ! Aliran Aneh Hakekok Mandi Bareng Telanjang Bulat Untuk Hapus Dosa

Nanggroe.net, Pandeglang | Masyarakat seantero Tanah Air kembali digegerkan oleh aliran baru. Aliran tersebut bernama Hakekok.

Kegegeran tersebut bermula saat viral 16 orang di kecamatan Cimanggu, Kabupaten Pandeglang, Banten, melaksanakan ritual khusus yaitu mandi bersama di sebuah rawa dengan keadaan telanjang bulat.

Menurut informasi yang dihimpun dari berbagai sumber oleh Nanggroe.net, tujuan dari ritual yang dilakukan Hakekok untuk membersihkan diri dari segala dosa dan menjadi lebih baik.

Baca Juga :

Pemuda Kreatif Aceh Timur Sulap Drum Air Jadi Boat Butuh Perhatian Pemerintah

Sebelumnya aliran ini dipimpin oleh orang tua A (52) yaitu S sampai S meninggal dunia.

S dikenal sebagai guru spiritual di wilayah Bogor, Jawa Barat (Jabar).

Diketahui ada 16 anggota yang mengikuti aliran Hakekok Balatasuta, yaknik terdiri 8 lai-laki, 5 perempuan dan 3 anak-anak.

Menurut rangkuman yang didapat di Radio Republik Indonesian (RRI) dari berbagai sumber, Sabtu (13/3/2021). Aliran Hakekok Balatasuta mempunyai jejak yang buruk.

Tahun 2009 lalu, salah satu anggota aliran Hakekok memperkosa salah satu pengikutnya di Padepokan di Desa Sekon, Kecamatan Cimanuk, fakta baru diungkapkan oleh Polisi saat melakukan pemeriksaan para pengikut ajaran Hakekok Balatasuta.

Hasil pemeriksaan terungkap bahwa pemimpin ajaran ini menjanjikan sesuatu kepada para pengikutnya.

Kapolres Pandeglang, KBP Hamam Wahyudi menjelaskan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Satreskrim Polres Pandeglang didapatkan fakta bahwa ketua dari aliran menjanjikan hidup layak dan selamat dunia akhirat maka harus mengikuti ajaran tersebut.

“Saat ini pemimpin dan para pengikut ajaran sedang melakukan pemeriksaan dan akan dilakukan pembinaan agar mereka keluar dari ajaran ini dan kembali pada ajaran yang benar,” tutur Hamam, Jumat (12/3/2021).

Sementara itu Bupati Pandeglang, Irna Narulita meminta agar masyarakat sekitar tidak langsung menyalahkan mereka dan jangan sampai menolak kehadiran mereka ketika sudah kembali kejalan yang benar.

“Jangan (ditolak) lah harus pelan-pelan, mereka masih menerima kalua mereka masih mau kembali ke jalan Allah kenapa harus ditolak. Mereka manusia biasa,” tuturnya.

Laporan : Farhana Megarani

Komentar