Dosen Unimal Bimbing Petani Budidaya Ikan Air Tawar

Nanggroe.net, Lhokseumawe | Dosen Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh melatih cara pengelolaan sampah organik untuk produksi maggot sebagai upaya menekan biaya pakan kepada petani budidaya ikan air tawar di desa Binaan Mon Geudong pada hari Ju’mat, tanggal 26 November 2021. Kegiatan pelatihan ini diketuai Dr. Ir. Rozanna, Dewi., ST, M,Sc, dengan anggota Novi Sylvia, ST, MT,

Tujuan dari kegiatan ini sebagai pembekalan kepada masyarakat untuk mengurangi sampah organik dengan memanfaatkannya sebagai pakan ikan berbasis Maggot (larva lalat Black Soldier Fly/BSF) yang potensial untuk produktifitas budidaya lele dan menjadi solusi penyediaan pakan ternak yang bernutrisi dengan harga yang lebih murah.

Desa Mon Geudong merupakan salah satu wilayah di Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe yang tingkat pengelolaan sampahnya masih belum begitu maksimal. Disisi lain, sampah organik ini sebenarnya dapat memberikan manfaat apabila dikelola dengan baik. Selama ini para penambak mengeluh tentang harga pakan yang melambung tinggi. Hal ini tentu akan mempengaruhi biaya produksi dan turunnya profit ekonomi yang diperoleh penambak ikan. Penggunaan Maggot lebih ekonomis dan dapat menghemat hingga 50% dari biaya pakan ikan komersil. “Peluang ini diharapkan menjadi salah satu potensi pengembangan ekonomi masyarakat yang juga akan berdampak pada peningkatan kebersihan lingkungan, “ ujar Dr.Ir. Rozanna Dewi, ST., M.Sc

Kegiatan ini juga dilatar belakangi oleh keluh kesah petani tambak ikan air tawar akan harga pakan konvensional yang melambung tinggi. Hal ini tentu akan mempengaruhi biaya produksi dan turunnya profit ekonomi penambak ikan. Kedepan masyarakat juga berkeinginan untuk memproduksi maggot untuk dijual agar dapat memenuhi kebutuhan pakan ternak untuk Kota Lhokseumawe dan Kabupaten Aceh Utara.

Saat ini, produksi pakan ikan berbasis Maggot hanya terdapat di Banda Aceh dengan jumlah produksi yang masih terbatas. “Maggot juga dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak ayam dan bebek,” ujar Novi Sylvia, ST, MT. Oleh karena itu, peluang menjadi produsen pakan ikan berbasis maggot masih terbuka lebar. Pelatihan dan dukungan teknis yang diberikan kepada petani ikan air tawar ini akan membuka kesempatan mereka untuk membuat usaha produksi pellet pakan berbasi maggot. Hal ini dapat membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat dimasa depan ujar Dr.Ir. Rozanna Dewi, ST., M.Sc.
Pelatihan ini menghadirkan dua mahasiswa Nurhanifa dan Yulfa Salsabila Universitas Malikussaleh yang membantu transfer pengetahuan tentang budidaya maggot dari sampah organic kepada masyarakat. Dukungan utama yang diberikan selain pelatihan adalah pembangunan perangkat fasilitas pembiakan dan pembesaran moggot yang diserahterimakan kepada masyarakat desa Mon Geudong untuk produktifitas budidaya lele sekaligus menjadi solusi penyediaan pakan ternak yang bernutrisi dengan harga yang lebih murah.

Pengolahan sampah organik berbasis serangga (biokonversi) dalam waktu yang lebih cepat dan biaya murah yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan nantinya diharapkan kegiatan ini dapat diterapkan oleh siapa saja dari berbagai kalangan.

Komentar