
NANGGROE.MEDIA, GAYO | Hama Penggerek Buah Kopi (PBKo) kini kembali menyerang tanaman kopi di dataran tinggi Gayo khususnya, selama memasuki masa panen di tahun 2025 – 2026. Jumat, 26 September 2025.
Tanaman kopi di dataran tinggi Gayo ini merupakan tanaman mayoritas masyarakat, sebagai penggerak ekonomi masyarakat di wilayah setempat. Menyikapi hama Penggerek Buah Kopi (PBKo) tersebut, salah seorang peneliti buah kopi dari Lembaga Enveritas dan Yamada Spire asal Kabupaten Bener Meriah, Kasman Dedi, SP menyebutkan, sebagian buah kopi arabika Gayo khususnya di wilayah Kabupaten Bener Meriah kembali diserang hama Penggerek Buah Kopi (PBKo).
Menurutnya, musim panen kopi di tahun 2025 – 2026 di Kabupaten Bener Meriah mencatat sejarah penjualan buah kopi cherry atau merah sudah menggunakan metode di rimbang dan yang mengapung di hargai sebesar Rp. 4000 hingga Rp. 5000 perkilonya.
”Situasi ini tentu sangat berdampak terhadap ekonomi petani. Salah satu faktor penyebabnya adalah karena serangan hama PBKo. Akibat serangan hama ini, serangan buah kopi menjadi sangat merugikan petani,” kata Kasman seorang peneliti buah kopi itu.
Kasman mengungkapkan, akibat hama tersebut warna buah kopi menjadi berubah kuning sehingga berjatuhan atau terlepas dari batangnya. Hama jenis PBKo awalnya hanya bisa ditemukan pada ketinggian 800 Mdpl.
”Namun akibat perubahan iklim global, hama PBKo sudah bisa hidup pada ketinggian diatas ketinggian 1.600 Mdpl. Ini penyakit serius, salah-salah masyarakat di sini bisa gagal panen,” ucapnya.
Untuk diketahui bersama, PBKo adalah singkatan dari Penggerek Buah Kopi, atau dalam nama ilmiah Hypothenemus hampei, yang merupakan hama serangga (kumbang) yang menyerang buah kopi dan dapat menyebabkan kerusakan biji, penurunan mutu, serta penurunan produksi kopi secara signifikan.
Populasi serangga hampir semua betina. Sebab, serangga betina memiliki umur yang lebih panjang dibanding serangga jantan. Pada kondisi demikian, perbandingan serangga betina dan jantan dapat mencapai 500 : 1. Serangga jantan hampir tidak bisa terbang. Oleh karena itu mereka tetap tinggal di liang gerekan di dalam biji kopi.
Selain daripada itu, untuk umur serangga jantan hanya 103 hari, sedangkan serangga betina dapat mencapai 282 hari dengan rata-rata 156 hari usianya. Serangga betina mengadakan penerbangan pada sore hari, yaitu sekitar pukul 16:00 WIB sampai dengan 18:00 WIB dan daya rusaknya satu hamparan wilayah.
Dengan demikian, Kasman juga menyebutkan pandemi PBKo ini harus di waspadai oleh masyarakat khususnya para petani kopi. Selain itu juga, pemerintah daerah perlu mengambil langkah-langkah serius dan terukur guna menanggulangi serangan hama PBKo pada tanaman kopi.
Komentar