Nanggroe.net, Banda Aceh | Ketua Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA), Safaruddin meminta kepada Ketua Umum Ikatan Motor Besar Indonesia (IMBI) Pusat, Komjen Pol. Dr. M. Iriawan SH. MM. MH untuk menegur para pengurus IMBI Aceh.
“Ini terkait dengan permintaan dialokasi anggaran kegiatan touring memperihati 15 tahun perdamaian Aceh, yang juga memantik ragam komentar di jejaring media sosial sejak Rabu 12 Agusus 2020,” ujar Safar lewat rilisnya yang diterima Nanggroe.net Kamis (13/8).
Lanjut Safar, Kegiatan yang menyerap anggaran 300 Juta lebih ini pun heboh setelah beredarnya surat dari Sekda Aceh kepada 10 Kepala Daerah di Aceh dengan meminta memfasiltasi pengamanan lalu lintas untuk acara touring pakai motor gede (Moge).
Baca Juga : Mahasiswa : BRA Melukai Hati Masyarakat Korban Konflik Aceh
“Walaupun informasi terakhir bahwa anggaran tersebut telah dibatalkan dan IMBI Aceh tetap melakukan touring tanpa menggunakan uang dari APBA, pun demikian ini perlu mendapat atensi serius dari ketua IMBI Pusat,” imbuhnya.
Kata Safar, Patut diduga IMBI Aceh membatalkan memakai uang APBA karena sudah duluan terungkap ke publik dan dilakukan dengan mengundang anggota IMBI dari luar Aceh pada masa pandemi Covid-19.
“Yang kami tahu pecinta IMBI itu kan semuanya orang kaya, kendaraannya saja ratusan juta, jadi sangat tidak logis ketika mau menerima kegiatan yang uang minyaknya di alokasikan dari uang rakyat, Ini mempermalukan IMBI di seluruh Indonesia karena mau terima uang rakyat,” tandasnya.
Baca Juga : Jelang 15 Tahun Perdamaian, ARPA: UUPA Stagnan, Perjuangan Dikhianati !
Maka itu YARA meminta KKetua Umum pusat Bapak Jenderal Iriawan untuk menegur pengurus IMBI Aceh agar tidak menerima kegiatan IMBI yang dibiayai dari uang negara. “level klub motor besar kok minta uang ke negara, bikin malu seluruh pengurus IMBI,” sindirnya.
“Uang yang sudah dialokasi ini batal dipakai karena banyaknya keritikan dari berbagai unsur di Aceh karena alokasi dana dari APBA tersebut bocor ke publik, jika saja ini tidak bocor ke publik tentu sudah di pakai, tentu ini sangat melukai hati masyarakat di Aceh yang angka kemiskinan masih tinggi,” Pungkas Safaruddin.
Komentar