NANGGROE.MEDIA, Banda Aceh – Sebuah lagu baru yang mengangkat perjalanan panjang seorang panglima Aceh yang selalu menjadi bahan pembicaraan dalam tatanan sosial, budaya, dan politik kini hadir untuk menginspirasi masyarakat Aceh.
Lagu ini diciptakan oleh Safjer, dan secara resmi diluncurkan menjelang Pilkada Aceh 2024, dengan tujuan untuk menarik dukungan bagi sosok Mualem – pasangan calon gubernur yang berkarisma dan penuh dedikasi.
Lagu yang berjudul “Panglima Aceh” ini merupakan representasi dari perjalanan sejarah panjang gerakan Aceh Merdeka. Safjer, sang pencipta lagu, menyampaikan bahwa lagu ini mencerminkan perasaan “benci” dan “rindu” yang terpendam dalam masyarakat Aceh.
Dua perasaan yang sering kali menyatu dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Aceh, baik di kalangan laki-laki maupun perempuan, seiring dengan dinamika politik dan sosial yang berlangsung.
Menurut Sarjev, lagu ini menyampaikan pesan-pesan penting yang mencakup patriotisme, religiusitas, dan kedekatan dengan alim ulama, yang menjadi inti dari perjalanan Mualem sebagai seorang pemimpin.
Lagu ini mengungkapkan definisi multi dimensi tentang sosok Mualem, yang bukan hanya dikenal dengan kekuatan dan kegagahannya sebagai pemimpin, tetapi juga jiwa besar dan kesabaran luar biasa yang telah menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang, terutama di Aceh.
“Mualem adalah sosok yang tidak hanya kharismatik, tetapi juga memiliki ketampanan dan kekuatan alami yang diberikan oleh Tuhan. Namun, yang lebih penting adalah jiwa besar yang dimilikinya, sebuah kesabaran dan keteguhan yang menjadi kekuatan utama dalam perjuangan,” jelas Sarjev dalam penjelasannya mengenai inspirasi lagu tersebut.
Lagu ini menggunakan genre pop dengan ritme yang komunikatif, dan secara sengaja dipadukan dengan elemen etnik dan hip-hop, agar dapat diterima oleh berbagai lapisan masyarakat Aceh.
Dengan penggabungan musik tradisional dan modern, lagu ini diharapkan mampu menjangkau semua strata sosial, dari generasi muda hingga generasi tua, serta masyarakat Aceh yang lebih kosmopolitan.
Lirik lagu ini juga dibuka dengan bahasa Indonesia, untuk memastikan bahwa pesan-pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh semua kalangan, baik yang berada di Aceh maupun di luar Aceh.
Salah satu pesan utama dalam lagu ini adalah untuk mengingatkan masyarakat tentang kenegarawanan Mualem, yang meskipun sering dicibir karena artikulasi pengucapannya yang dianggap salah oleh lawan politiknya, tetap menunjukkan konsistensi dan komitmennya sebagai pejuang kesayangan dari Tengku Hasan Muhammad di Tiro, deklarator Aceh Merdeka.
Mualem telah membuktikan diri sebagai seorang pemimpin yang tidak hanya memikirkan kepentingan pribadi, tetapi selalu berjuang demi kesejahteraan rakyat Aceh.
Dengan adanya lagu ini, diharapkan dapat mengingatkan masyarakat Aceh akan perjalanan panjang dan perjuangan yang telah dilalui oleh Mualem, serta menginspirasi mereka untuk memberikan dukungan di Pilkada Aceh 2024.
Lagu ini diharapkan menjadi pemersatu, memberikan semangat bagi rakyat Aceh untuk bersatu dalam memilih pemimpin yang tepat, demi masa depan yang lebih baik.
“Lagu ini adalah cara kami untuk mengenalkan kembali sosok Mualem kepada generasi muda dan seluruh masyarakat Aceh, agar mereka tahu bahwa Mualem adalah pemimpin yang sudah teruji, baik di medan perang maupun dalam politik, dan dia layak untuk memimpin Aceh ke depan,” ujar Sarjev.
Melalui lagu ini, Mualem diharapkan tidak hanya dipandang sebagai sosok yang berkarisma, tetapi juga sebagai simbol keberanian, keteguhan, dan pengabdian untuk Aceh.
Lagu ini menjadi bagian dari perjuangan bersama menuju pemilihan yang lebih baik, untuk Aceh yang lebih sejahtera.
Komentar