Nanggroe.net, Lhokseumawe | Kisruh dugaan Geuchik Gampong Paya Bili, Lhoksemawe mengunakan uang desa untuk kebutuhan pribadi belum ada kejelasan sampai saat ini, sempat diberitakan beberapa waktu yang lalu kasus penyegelan kantor geuchik oleh masyarakat Paya Bili karena tidak percaya atas kepemimpinan Geuchik MS atau yang biasa dikenal sebagai Fatmagul.
Geuchik Fatmagul dianggap tidak transparan oleh warga dalam menggunakan anggaran desa Paya Bili. Sehingga setelah beberapa kali mediasi di Meunasah Gampong setempat, terjadi penyegelan kantor.
Menurut informasi dari sumber yang terpercaya, Keuchik Paya Bili juga belum menyelesaikan Laporan Pertanggungjawaban anggaran 2020 sehingga mengakibatkan masyarakat mengamuk kembali dan tidak bisa melakukan pencairan untuk anggaran 2021.
Efeknya seluruh aparatur gampong Paya Bili tidak menerima gaji untuk beberapa bulan ini.
Setelah kisruh tersebut kasus ini sudah ditangani oleh Pihak Inspektorat untuk mengaudit penggunaan dana desa gampong tersebut, hal ini disampaikan oleh Tuha Peuet, Bukhari.
Beberapa waktu yang lalu, pihak nanggroe.net mendapatkan bukti pencairan dana desa gampong Paya Bili, yaitu rekening Koran. Dalam proses tersebut, Keuchik Paya Bili melakukan penarikan uang dalam jumlah yang sangat besar bersama Bendahara Gampong yang juga merupakan Keponakan daripada Geuchik Fatmagul.
Padahal, menurut warga selama penarikan uang dalam rekening Gampong tersebut tidak ada pekerjaan ataupun kegiatan di Desa Paya Bili.
Pada tanggal 01 Feb 2021, bendahara atas Nama Muhammad Jefri menyetor uang sebanyak 70 juta, kemudian pada tanggal 08 feb 2021 menyetor kembali sebanyak 45.5 juta dan 1.5 juta sehingga jumlah silpa gampong berjumlah 225 juta. Namun, ada yang aneh pada pergerakan mutasi rekening tersebut, pada tanggal yang sama yaitu 08 Feb 2021 langsung menarik kembali uang tersebut sebanyak 125 juta.
Padahal selama penarikan uang tersebut tidak ada pekerjaan atau kegiatan yang berjalan di desa. Kemudian tanggal 16 Feb 2021 menarik kembali 20 juta, tanggal 19 Feb 2021 menarik kembali 15 juta, dan tanggal 16 Maret 2021 menarik kembali 20 juta.
Hingga saldo akhir pada bulan maret tersisa 45 juta.
Pada prinsipnya ini adalah Anggaran Dana Desa yang harus disilpakan untuk tahun 2020 sebanyak 225 juta.
Namun sudah digunakan untuk kepentingan pribadi Geuchik Fatmagul. Ungkap nya .
Sebelum berita ini ditayangkan pewarta Nanggroe net mencoba menkonfirmasi dengan pihak yang diduga tapi sampai saat ini belum ada jawaban.
Komentar