
NANGGROE.MEDIA, JAKARTA | Pemerintah Belanda menyepakati untuk mengembalikan sekitar 30.000 artefak, fosil, dan dokumen ke Indonesia setelah pertemuan Presiden Prabowo Subianto dengan Raja Willem Alexander dan Ratu Maxima pada 26 September 2025.
Pengembalian besar-besaran ini mencakup Koleksi Dubois, yang meliputi 28.000 fosil Homo erectus atau “Manusia Jawa”, sebagai bentuk itikad baik Belanda untuk mempererat hubungan bilateral dan mengakui kepemilikan sah Indonesia atas warisan budayanya.
Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto menyampaikan bahwa Belanda akan mengembalikan sebanyak 30.000 artefak yang pernah dibawa dari Indonesia ke negaranya.
Pengembalian 30.000 artefak ini dilakukan saat Prabowo Subianto bertemu Raja Belanda Willem Alexander dan Ratu Maxima di Istana Huis ten Bosch, Den Haag, Belanda, pada Jumat 26 September 2025.
”Di Belanda saya diterima dengan sangat baik oleh Raja. Dan Belanda mengembalikan 30.000 item artefak. 30.000 item yang mereka bawa dari Indonesia dikembalikan ke kita,” kata Prabowo di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, mengutip dari YouTube Sekretariat Presiden.
Prabowo menilai bahwa Belanda ingin memelihara hubungan baik dengan Indonesia. ”Saya kira itikad baik dari Belanda ingin pelihara hubungan baik dengan kita,” ucap Prabowo.
Selain itu, Prabowo mengatakan Ratu Maxima akan datang ke Indonesia pada bulan November mendatang. Kedatangannya dalam rangka berdiskusi soal keuangan. ”Ternyata Ratu seorang ahli keuangan dan akan kesini tanggal 25 November untuk diskusi sama ahli-ahli keuangan kita, gimana untuk membantu keuangan rakyat yang belum mahir, belum pandai soal keuangan akan dibantu oleh PBB dan sebagainya,” ucapnya.
Kunjungan Prabowo ke Belanda
Sebelumnya diberitakan, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya menyampaikan bahwa Prabowo mendapat kehormatan disambut langsung oleh Raja Willem Alexander dan Ratu Maxima. Dalam kunjungan di Belanda itu, Prabowo berdiskusi mengenai berbagai isu penting, termasuk penguatan hubungan bilateral kedua negara di berbagai bidang strategis.
“Kemudian tadi baru saja bapak Presiden diterima oleh Raja Willem, Raja Belanda, dan Ratu Maxima. Raja adalah kepala negara pimpinan tertinggi di Belanda dan ini tentunya sangat baik untuk hubungan kedua negara,” ujar Seskab Teddy.
Teddy juga menjelaskan bahwa pertemuan Prabowo dengan Raja dan Ratu Belanda menghasilkan kesepakatan penting mengenai pengembalian 30.000 artefak. “Dan intinya tadi juga disepakati bahwa pemerintah Belanda akan mengembalikan sebesar, sebanyak 30.000 fosil, artefak, dokumen-dokumen budaya milik Indonesia yang disimpan di sini dan nanti prosesnya akan segera, mungkin besok Menteri Kebudayaan akan menyelesaikan itu dan segera dikembalikan kepada Indonesia,” tuturnya.
Lebih lanjut, Seskab Teddy menambahkan bahwa Menteri Kebudayaan Fadli Zon akan segera menindaklanjuti kesepakatan tersebut di Belanda. “Jadi Menteri Budaya pak Fadli Zon mungkin sudah di sini, dan besok atau dalam waktu dekat akan ke Museum Leiden di sini. Kalau tidak salah di Belanda dan 30.000 artefak itu akan dikembalikan segera ke Indonesia,” ungkapnya.
Dia juga memastikan bahwa prosesnya pengembaliannya akan berlangsung cepat. ”Prosesnya mungkin pasti cepat karena tadi Raja Belanda sudah menyepakati itu, dan ini proses pengembalian sebenarnya sudah berjalan lama tapi alhamdulillah berhasil disepakati tadi dan nanti akan dikembalikan ke Indonesia,” imbuh Teddy.
Detail Pengembalian Artefak
• Jumlah objek sekitar 30.000 item, termasuk 28.000 fosil.
• Jenis artefak, artefak bersejarah, fosil, dan dokumen.
• Fokus utama, pengembalian koleksi Dubois, yang berisi fosil Homo erectus (Manusia Jawa) yang digali pada tahun 1891-1892 oleh ahli paleoantropologi Belanda, Eugene Dubois.
• Peristiwa penting, kesepakatan ini dicapai pada 26 September 2025 setelah Presiden Prabowo Subianto bertemu dengan Raja Belanda William Alexander dan Ratu Maxima di Den Haag.
Dampak dan makna pengembalian
Tindakan Belanda ini menunjukkan itikad baik dalam menjaga dan mempererat hubungan bilateral dengan Indonesia. Belanda juga menunjukkan penguatan identitas budaya soal pengembalian warisan budaya ini dianggap penting untuk memperkuat identitas nasional Indonesia dan memberi kesempatan bagi masyarakat untuk menghargai sejarahnya.
Diplomasi budaya juga sebagai langkah yang dipandang sebagai bukti keberhasilan diplomasi budaya Indonesia dan pengakuan atas kepemilikan sah Indonesia terhadap koleksi tersebut. Dan simbol keadilan sebagai pengembalian “Harta Karun Lombok” pada tahun sebelumnya juga disebut sebagai simbol keadilan dan pengakuan atas sejarah kelam masa lalu, menurut FaktualNET.
Komentar