NANGGROE.MEDIA | Warga Gayo terus meningkat di negara Inggris. Dengan meningkatnya tersebut dilakukan pendataan terhadap orang Gayo yang berada di Inggris oleh Diaspora Indonesia – Inggris guna memastikan keberadaan dan kondisi mereka di negara itu. Sabtu, (15/06/2024).
Informasi yang diperoleh Nanggroe.media Yusradi Usman al-Gayoni, merupakan tokoh Diaspora melaporkan bahwa saat ini terdapat 18 orang Gayo yang tinggal di Inggris, dan jumlahnya akan terus bertambah pada tahun ini.
Beberapa diantara mereka merupakan mahasiswa yang saat ini sedang menempuh Pendidikan perguruan tinggi di inggris.
“Data sementara, ada 18 orang Gayo di Inggris. Tahun ini, insyaallah ada dua yang berangkat ke Inggris. Jadi, semuanya akan menjadi 20 orang. Yang sudah selesai dan kembali ke Indonesia ada tiga orang, satu selesai kuliah dan dua menyelesaikan kursus singkat,” ujar Yusradi.
Founder World Gayonese Community (Diaspora Gayo Dunia) itu menjelaskan bahwa mayoritas dari 20 orang Gayo tersebut berada di England.
Namun, orang gayo lainya diperkiraan di beberapa negara bagian lainya di inggris yang saat ini masih belum terdata, seperti di negara bagian Scotland dan Northern Ireland.
Tujuan migrasi mereka pun beragam, termasuk pekerjaan, pendidikan ataupun permanen resident atau tinggal menetap di UK.
Yusradi menjelaskan semua sudah di situ, ada yang sekolah, kuliah, bekerja, dan ada yang sudah menjadi permanent resident. Wilayah United Kingdom (UK) lainnya seperti Wales, Scotland, dan Northern Ireland belum terdata.
“Saat ini, perkiraan saya, ada sekitar 20-an orang Gayo di Inggris, paling banyak 30-an. Pas saya di Cardiff, Wales, akhir bulan lalu, belum ada informasi orang Gayo di sana,” jelasnya.
Yusradi menambahkan bahwa dalam tiga tahun terakhir, ia sempat beberapa kali mendapat laporan terkait keberadaan orang Gayo di Inggris, dalam kegiatan pertemuan yang kerap digelar oleh warga negara Indonesia.
“Sebelum saya ke Inggris pada 16 November 2023, saya tahu nya cuma ada tiga orang Gayo di Inggris, mahasiswa. Ada yang baru selesai kuliah, sedang kuliah, dan mau berangkat kuliah juga. Waktu saya sudah di Inggris dan tinggal di London selama tujuh bulan, mengisi berbagai kegiatan yang digelar orang Gayo dan non Gayo dari Indonesia, ada orang Gayo lainnya yang memberitahu saya tentang keberadaan orang Gayo lainnya di Inggris,” tuturnya.
Menurut Yusradi, orang Gayo pertama kali ke Inggris pada tahun 1990-an untuk mengikuti kursus singkat. Ia mencatat selama 4 dekade kebelakang, lebih kurang 40 orang Gayo pernah atau sedang tinggal di UK dan jumlahnya terus bertambah terlebih lagi pada 3 tahun terakhir.
“Pada periode itu, ada juga yang kuliah dan membawa keluarga totalnya empat orang. Periode berikutnya, tahun 2000-an, ada lagi yang kuliah dan membawa keluarga empat orang. Selama empat dekade ini, kurang dari 40 orang Gayo yang ke UK. Namun, tiga tahun terakhir ini, ada peningkatan signifikan dengan 23 orang Gayo yang datang. Luar biasa, dibandingkan periode sebelumnya,” ungkapnya.
Sebagai anggota Tim Pengembangan Kawasan Gayo-Alas (Aceh Tengah, Aceh Tenggara, Gayo Lues, dan Bener Meriah) di Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (2018 – 2024).
Yusradi berharap melalui kegiatan World Gayonese Community (Diaspora Gayo Dunia), semakin banyak orang Gayo yang bisa pergi ke luar negeri untuk berbagai tujuan, baik itu kursus singkat, sekolah, kuliah, magang, bekerja, maupun menjadi permanent resident, termasuk ke Inggris.
Komentar