Mengupas Tragedi ’’1998’’ dan ”2025”

sumber foto: dw.com 1998, Dio-tv 2025

NANGGROE.MEDIA | Tragedi 1998 merujuk pada kerusuhan masal Mei 1998 yang dipicu krisis ekonomi dan tuntutan reformasi, menyebabkan kekerasan terhadap etnis Tionghoa dan pelanggaran HAM berat lainnya. Sementara ”tragedi 2025” bukan peristiwa yang dikenal secara umum dan mungkin merujuk pada kejadian-kejadian terkini seperti demonstrasi, kekerasan aparat keamanan, dan potensi penjarahan yang terjadi pada tahun 2025, yang menunjukkan adanya trauma dari kerusuhan 1998 dan keseriusan untuk mencegah terulangnya peristiwa serupa.

Tragedi 1998 (Kerusuhan Mei 1998)

Pada konteks peristiwa ini terjadi di akhir pemerintahan Orde Baru, dipicu oleh krisis ekonomi yang berkepanjangan, ketidakpuasan politik, dan gerakan reformasi yang menuntut perubahan.

Dampak dari tragedi 1998 ini meliputi kekerasan massal. Kerusuhan terjadi di berbagai kota seperti Medan, Jakarta, dan Surakarta, dengan penargetan utama pada komunitas etnis Tionghoa. Kemudian pelanggaran HAM yaitu terjadinya pembakaran, penjarahan, dan setidaknya 168 kasus pemerkosaan dilaporkan. Selanjutnya korban, diperkirakan lebih dari 1.000 orang tewas akibat kekerasan dan kebakaran tersebut.

Dampak Jangka Panjang
Tragedi ini membawa luka mendalam bagi bangsa Indonesia dan keluarga yang ditinggalkan, serta menimbulkan pertanyaan tentang keadilan dan pemenuhan hak korban.

Tragedi 2025 (Kerusuhan Agustus 2025)

Sedangkan tragedi ”2025” ini bukan suatu peristiwa tunggal yang diketahui tidak ada satu pun peristiwa yang secara luas dikenal sebagai ”Tragedi 2025” dalam konteks yang sama dengan Tragedi 1998.

Kemungkinan merujuk pada kejadian terkini, frasa ini kemungkinan merujuk pada peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitar tahun 2025 dan memiliki kemiripan dampak dengan tragedi 1998 seperti aksi demonstrasi dan kekerasan. Terjadinya aksi demonstrasi yang menyebabkan tewasnya pengemudi ojol, yang diidentifikasi sebagai martir demokrasi.

Selain itu, potensi penjarahan munculnya kekhawatiran bahwa peristiwa-peristiwa tersebut akan berujung pada penjarahan besar-besaran, seperti yang terjadi pada 1998.

Berkaitan dengan trauma 1998, kejadian di tahun 2025 ini dapat mengindikasikan adanya trauma mendalam dari kerusuhan 1998 yang terus menghantui dan dikhawatirkan akan berulang, serta menunjukkan pentingnya menjaga ingatan kolektif untuk mencegah tragedi serupa terjadi kembali.

Penulis: B. Irwansyah, SH

 

 

Komentar