ACEH, NANGGROE.MEDIA – Dewan Energi Mahasiswa (DEM) Aceh dengan tegas menyatakan dukungannya terhadap rencana pengembangan pabrik minyak goreng dan kilang pengolahan minyak sawit (refinery) yang akan dibangun di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Arun, Lhokseumawe.
Proyek ini, yang diperkirakan akan melibatkan investasi sebesar Rp1,5 triliun, diharapkan menjadi tonggak penting dalam memperkuat hilirisasi industri di Aceh, serta meningkatkan ketahanan pangan dan energi di wilayah ini.
Presiden DEM Aceh, Faizar Rianda, menegaskan bahwa pembangunan pabrik minyak goreng dan kilang pengolahan minyak sawit ini seharusnya tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga memberikan dampak sosial yang signifikan bagi masyarakat lokal.
“Proyek ini harus mampu menjadi jalur pembebasan bagi rakyat Aceh, mengingat KEK Arun yang belum menunjukkan perkembangan signifikan sejak diresmikan pada tahun 2018. Jangan sampai kita hanya melihat pembangunan ini sebagai keuntungan bagi para pemodal, sementara masyarakat lokal tetap terpinggirkan.” ujar Faizar dengan tegas.
KEK Arun, yang sejak diresmikan hingga kini belum sepenuhnya dimanfaatkan, memiliki potensi besar untuk menjadi pusat perekonomian baru di Aceh. Diharapkan, dengan adanya proyek pengolahan minyak sawit dan pembangunan fasilitas pendukung lainnya seperti rice mill dan silo untuk ketahanan pangan, kawasan ini dapat bertransformasi menjadi pusat ekonomi yang mendorong pertumbuhan sektor industri dan meningkatkan ketersediaan pangan.
Dari perspektif ekonomi daerah, proyek pembangunan kilang minyak sawit di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Arun diyakini dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui pajak daerah, retribusi, serta membuka peluang bisnis baru bagi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
Selain itu, keberadaan industri pengolahan ini diprediksi akan memperkuat Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Aceh, dengan menciptakan lebih banyak lapangan kerja dan merangsang pertumbuhan sektor-sektor ekonomi lainnya.
“Pembangunan di KEK Arun harus dilakukan dengan prinsip keadilan sosial, di mana generasi muda dan masyarakat lokal tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga turut berperan aktif dalam proses pembangunan. Kami di Dewan Energi Mahasiswa (DEM) Aceh akan terus mengawal proyek ini untuk memastikan bahwa setiap tahapan pembangunan dilaksanakan secara transparan dan berpihak pada kesejahteraan masyarakat,” ujar Faizar, perwakilan DEM Aceh.
Lhokseumawe memiliki sejarah panjang sebagai pusat industri. Namun, selama ini masyarakat kerap hanya menjadi penonton dari geliat pembangunan yang berlangsung di tanah mereka sendiri. Momentum pengembangan kilang minyak sawit di KEK Arun harus menjadi babak baru sebuah pembangunan yang tidak hanya berdiri di atas tanah masyarakat, tetapi juga tumbuh bersama kapasitas manusianya demi kemajuan ekonomi yang berkeadilan.
Dengan prospek yang menjanjikan, pengembangan kilang ini bukan sekadar perluasan kapasitas industri. Ini adalah peluang untuk membangun fondasi pertumbuhan ekonomi yang inklusif, berkelanjutan, dan berorientasi pada kesejahteraan rakyat Aceh.
Dewan Energi Mahasiswa Aceh berkomitmen untuk terus mendukung dan mengawal proyek ini sebagai bagian dari transformasi sektor energi di Aceh. Kami meyakini bahwa keterlibatan aktif generasi muda dalam sektor strategis ini sangat krusial untuk mendorong pembangunan yang adil, merata, dan berkelanjutan di seluruh wilayah Aceh.
Kehadiran proyek ini diharapkan mampu menjawab tantangan pembangunan yang selama ini tertunda. Ini menjadi titik tolak bagi terciptanya peluang ekonomi baru, serta menjadikan KEK Arun sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi Aceh di masa depan.
Komentar