BANDA ACEH, NANGGROE.MEDIA | Isu mengenai dana Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Pembangunan Aceh (PEMA) yang disalurkan ke Universitas Trisakti Jakarta sebesar Rp20 juta tengah ramai diperbincangkan di berbagai platform media sosial. Polemik ini bahkan memunculkan komentar-komentar tajam, termasuk serangan personal terhadap Direktur Utama PT. PEMA.
Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Badan Koordinasi (Badko) Aceh, Muhammad Fadli, menyampaikan pandangannya kepada media pada Kamis (11/09/2025).
“Mari kita sikapi persoalan ini dengan bijak, dengan kepala dingin, tanpa mempolitisasi atau menyerang personal. Menurut kami, hal itu bukan substansi utama. Jika kita telisik lebih jauh, banyak juga perusahaan daerah maupun BUMN yang menyalurkan CSR ke luar Aceh. Yang penting adalah porsi utama CSR tetap diperuntukkan bagi masyarakat Aceh,” ujar Fadli.
Lebih lanjut, Fadli menekankan bahwa kritik yang lebih substansial seharusnya diarahkan pada kinerja PT. PEMA secara keseluruhan.
“Kita perlu bertanya, selama lima tahun terakhir, apa progres nyata yang sudah dihasilkan PT. PEMA untuk Aceh? Jangan hanya bergantung pada kerja sama dengan PT. PGE, tetapi harus mampu membuka investasi baru, misalnya di sektor ekspor kopi, perikanan, dan lainnya,” tambahnya.
Ia juga menyinggung soal kepemimpinan baru di tubuh perusahaan daerah tersebut.
“Direktur Utama, jajaran direksi, dan komisaris PT. PEMA baru menjabat sekitar lima bulan. Seharusnya kita memberikan kesempatan kepada anak muda untuk memimpin dan mengembangkan kreativitas dalam membangun perusahaan daerah ini. Jika dalam satu tahun tidak ada progres, barulah kita lakukan evaluasi total. Jangan sampai ada anggapan bahwa anak muda tidak mampu hanya karena baru memulai. Penilaian yang adil diberikan ketika mereka sudah benar-benar menjalankan kebijakan dan program secara berkelanjutan,” tutup Fadli.




Komentar