NANGGROE.MEDIA, Kutacane – Mayoritas warga di Kabupaten Aceh Tenggara, memasak lemang yang merupakan tradisi warisan Suku Alas ketika memperingati hari raya Idul Adha 1445 Hijriah.
Sejumlah penduduk di daerah Aceh Tenggara, sejak pagi hari mulai melakukan aktivitas memasak lemang sebagai makanan khas asli Indonesia, dari pantauan nanggroe.media di sejumlah Kute di Aceh Tenggara. Minggu (16/06)
Lemang makan yang dalam bahasa Alas disebut Khikis tersebut merupakan kue yang terbuat dari beras ketan dan di kasih santan ditambah garam yang dimasukkan ke dalam bambu dengan dilapisi daun pisang,” kata Adha salah satu warga Kuta Galuh asli kepada Nanggroe.media
Ia mengaku, proses membakar makanan khas alas yang berada di dalam batang bambu tersebut memakan waktu paling cepat sekitar empat jam lamanya.
Cara membakar lemang dengan posisi di bagian tengah bambu yang agak dimiringkan pada tiang penyangga. Agar masaknya rata, maka sekali-kali di putar-putar bambu yang di bakar dengan kayu api tersebut. Ujarnya.
Sementara itu, di kediaman sekda Aceh Tenggara Yusrizal, ST, mengatakan, tradisi memasak lemang saat menyabut hari besar Islam adalah demi menjaga adat Suku Alas yang dilakukan dua kali dalam setahun
Masakan lemang adalah makan khas Tanoh Alas dalam memeriahkan Lebaran Idul Adha, ini sudah kita lakukan sejak turun-temurun setiap memperingati hari raya Idul Adha dan Maulid nabi tiap tahun,” sebut sekda Aceh Tenggara kepada Nanggroe.media
Komentar