Nanggroe.net, Banda Aceh | Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak.
Pendidikan saat ini di Aceh sedang mengalami masa-masa sakit seperti kondisi yang kita rasakan bersama yaitu pandemi covid-19 dan bahkan lebih parah dari itu, kenapa demikian? Sesuai dengan penyataan rektor universitas syiah kuala diserambi on tv pada 27 juni 2021 mengatakan bahwa pendidikan diaceh mutunya sangat rendah dengan memperoleh rangking diskala nasional berada antara rangking 24 atau 26 ditingkat SMA. Pernyataan ini sungguh sangat mengejutkan bagi kami selaku mahasiswa di USK, dan kemudian disambut oleh beberapa komentar dari pihak dinas pendidikan di Aceh bahwasanya pernyataan rektor USK keliru dengan apa yang dipaparkannya.
Banyaknya narasi tumpang tindih yang tidak bisa dibuktikan dengan data kami rasa pihak dinas pendidikan Aceh harus belajar memberikan argumen terlebih dahulu karna dengan beraninya membantah pernyataan seorang profesor tersebut yaitu rektor kampus jantong hate rakyat Aceh, kalau memang dinas pendidikan Aceh tidak percaya atau malah bungkam terhadap kritikan pedas mengenai mutu pendidikan Aceh saat ini silahkan saja melakukam debat terbuka dengan membawa persiapan data yang lengkap dan sumber terpercaya supaya khalayak ramai tidak bingung lagi dengan kondisi pendidikan Aceh saat ini.
Baca Juga :
Asah Kreativitas, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Unimal Gelar Pameran Karya Seni
Berdasarkan hasil penelusuran kami, anggaran pendidikan aceh tahun 2021 adalah sebanyak 3,5 Triliun dan didalam peraturan gubernur Aceh Nomor 1 Tahun 2021 tentang penjabaran anggaran pendapatan dan belanja Aceh tahun anggaran 2021 dana tersebut kebanyakan hanya bersifat paket untuk fisik, hanya beberapa persen yang diplotkan untuk penjaminan mutu SDM tenaga pendidik yang ada di berbagai daerah. Benar apa yang dikatakan oleh pihak dinas pendidikan Aceh bahwasanya pendidikan di Aceh sudah mulai bagus, namun kami mahasiswa unsyiah menganggapnya bagus hanyya dalam hal pembagian anggaran di dinas pendidikan provinsi aceh. Untuk apa kita terlalu terpacu dengan pembangunan fisik dilapangan, apakah bangunan bisa mengajari peserta didik? Tentu saja itu hal yang sangat aneh dengan kondisi pendidikan Aceh saat ini. Bek anggap lage but ceulet-ceulet.
.
Bahkan hasil yang kami peroleh dari kepala biro kemahasiswaan mengatakan bahwa “ketika kami sosialisasi KIP-K yang merupakan pengganti BIDIKMISI ke beberapa kabupaten mendapatkan keluhan dari guru-guru yang ada didaerah mengeluh dengan SDM yang sudah usang dari tahun ketahun tanpa ada proses update mengenai sistem dan tatacara pengajaran yang bagus untuk diterapkan ke masing-masing sekolah, malah kebanyakan hanya pembangunan dan rehab gedung yang banyak dilakukan disekolah-sekolah”
.
Dari pernyataan di Atas saja kita semua sudah bisa menilai bahwasanya tidak ada keseriusan pemerintah aceh untuk membangun pendidikan bangsa aceh yang lebih maju yang seharusnya KIP-K disosialisasikan oleh dinas sosial akan tetapi malah pihak kampus USK yang terjun langsung kelapangan memperkenalkan KIP-K supaya anak-anak aceh yang tidak mampu melanjutkan studynya akan dibantu dengan adanya KIP-K. Dan juga tidak adanya keseriusan pemerintah aceh untuk mengupgrade SDM yang ada hanya memikirkan gimana caranya menghabiskan anggaran yang ada dengan merehab atau menambah pembangunan toilet disetiap sekolah. Kalau memang hal ini banyak hang tidak percaya atau saling mempertanyakan, silahkan saja melihat anggaran yang ada di dinas pendidikan Aceh dan kalau berani mari kita diskusikan sama-sama. Kepala dinas pendidikan Aceh dan Gubernur Aceh ngapain aja? Pendidikan Aceh sekarang dalam kondisi tidak baik baik saja, jika memang tidak bisa mengambil tanggung jawab sebagai prjabat publik alangkah lebih baiknya turun saja dari jabatan tersebut.
.
Berangkat dari semua kegaduhan ini kami mahasiswa USK menghimbau untuk pemerintah aceh lebih konsen dan serius terhadap mutu pendidikan di Aceh dan saling bekerjasama dengan mendengar saran dari kampus-kampus yang ada di Aceh, karna dengan tujuan dan niat yang sama insyaallah pendidikan di Aceh akan sanggup bersaing di skala nasional bahkan Internasional.
Penulis : shiddiq mubarak (mahasiswa biasa).
Komentar