Nanggroe.net, Langsa | Lahan pekarangan rumah yang relatif sempit memiliki peran yang sangat kompleks sehingga pemanfaatannya harus direncanakan sedemikian rupa agar dapat berfungsi optimal, baik dalam hal tingkat produksi maupun dalam pemanfaatan lainnya dengan melihat keindahan penataan.
Strategi yang dapat diambil untuk budidaya sayur yaitu dengan menggunakan model yang mudah dipindahkan dengan memanfaatkan pot, polybag, talang air atau pipa paralon yang disusun sedemikian rupa. Bertanam sayur di pekarangan memiliki banyak kelebihan.
Selain bisa memenuhi kebutuhan keluarga, pekarangan pun tampak asri jika ditata dengan baik. Misalnya, pot tanaman terung atau daun yang disusun sedemikian rupa sehingga tampak indah dipandang mata. Kelebihan lain dengan bertanam sayur di pekarangan rumah adalah sayuran yang dipetik lebih segar dan lebih sehat. Bahkan, sayuran tersebut bisa dibuat organik.
Tanaman obat keluarga disebut demikian karena Toga adalah singkatan dari tanaman obat keluarga. Tanaman obat keluarga pada hakekatnya sebidang tanah baik di halaman rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan untuk membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan. Kebun tanaman obat atau bahan obat dan selanjutnya dapat disalurkan kepada masyarakat, khususnya obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Untuk memenuhi keperluan alam bagi kehidupan, termasuk keperluan untuk mengatasi masalah-masalah kesehatan secara tradisional (obat). Kenyataan menunjukkan bahwa obat yang berasal dari sumber bahan alami khususnya tanaman telah memperlihatkan peranannya dalam penyelenggaraan upaya-upaya kesehatan masyarakat.
Selain dari manfaat estetis dan produktif dari taman sayur dan tanaman TOGA yang dapat memenuhi kebutuhan obat anggota keluarga ada manfaat lain yang bisa kita peroleh yaitu dengan bertanam di pekarangan kita ikut mendukung gaya hidup hijau yang merupakan suatu usaha untuk mengatasi laju pemanasan global yang bisa kita mulai dari rumah kita.
Seperti yang dilakukan oleh masyarakat Gampong Alue Merbau Kota Langsa, menurut hasil wawancara yang dilakukan oleh Lia Anggraini mahasiwa dari IAIN Langsa jurusan Manajemen Keuangan Syariah, melalui program Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) yang ia lakukan di gampong tersebut bahwa “Saat ini masyarakat yang ada di gampong alur merbau membudidayakan tanaman toga, mereka memanfaatkan lahan yang ada dan dengan bercocok tanam.
Selain itu, tanaman toga yang masyarakat tanam manfaatnya cukup banyak, bisa di konsumsi sendiri bahkan bisa juga di jual ke masyarakat yang membutuhkannya. Menariknya hasil dari wawancara dengan Bapak Geuchik Alue Merbau Zakaria Nasution tanaman toga ini dapat juga di bisniskan dan hasil dari penjualan uang tersebut di masukkan ke dalam kas sebab di biayai dengan menggunakan uang desa”.
Untuk itu kita berharap budidaya atau bercocok tanaman toga ini bisa berkelanjutan sebagai penggerak ekonomi masyarakat.
Penulis : Lia Anggraini (Mahasiswa IAIN Langsa Prodi Manajemen Keuangan Syariah Program KPM 2021)
Komentar