
(foto : Nanggroe.media)
NANGGROE.MEDIA, BENER MERIAH | Pemkab Bener Meriah menggelar acara tasyakuran dalam rangka memperingati 20 tahun Hari Damai Aceh, penandatanganan Nota Kesepahaman Damai (MoU) Helsinki di Finlandia pada 15 Agustus 2005 lalu. Acara tasyakuran dua dekade perdamaian Aceh yang digelar ini berlangsung di GOR Pemkab Bener Meriah, tepatnya di Kampung Blang Sentang, Kecamatan Bukit, Kabupaten Bener Meriah, Aceh pada Minggu, 10 Agustus 2025.
Lebih lanjut, peringatan dua dekade perdamaian Aceh tersebut mengusung tema ”Bersatu Membangun Bener Meriah Maju dan Bermartabat”. Kesepakatan bersejarah yang mengakhiri konflik bersenjata antara pemerintah Aceh dan NKRI ini di motori oleh Wakil Presiden RI kala itu Jusuf Kalla, dan Perdana Menteri GAM, Malik Mahmud Al-Haythar.
Selain tasyakuran peringatan Hari Damai Aceh ini juga dilaksanakan peusijuk, makan tumpeng bersama, santunan anak yatim dan menampilkan berbagai prosesi adat Gayo berupa pemasangan Upuh Ulen-ulen, tepung tawar dan diakhiri dengan jabatan tangan sebagai simbol penghormatan, doa bersama dengan harapan kebaikan bagi seluruh masyarakat.
Bupati Bener Meriah, Tagore Abubakar dalam sambutannya, mengajak masyarakat untuk menjaga nilai perjuangan dan mempererat tali silaturahmi. Ia menegaskan, bahwa perdamaian harus dirawat dan di jaga serta tidak hanya di tingkat daerah, melainkan di lingkungan keluarga.
“Jadilah keluarga sakinah, mawaddah, warahmah. Ingatlah nikmat Allah, dan jangan ada kegaduhan atau perceraian di rumah tangga,” pesan Tagore.

Ketua Komisi Kebenaran Rekonsiliasi (KKR) Aceh, Masthur Yahya menyampaikan, bahwa acara ini juga memiliki makna rekonsiliasi kolektif, khususnya antara masyarakat Kampung Sidodadi yang dahulu menjadi basis milisi wilayah Gayo dan Kampung Bakongan yang sempat diduduki oleh kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Konflik masa lalu sempat merenggangkan hubungan sosial, namun kini mulai pulih.
”Dengan adanya acara ini, kita membantu generasi baru anak, cucu dan menantu korban konflik memahami bahwa hubungan sudah kembali harmonis,” ungakp Masthur kepada Nanggroe.media saat diwawancarai.

Sementara itu, Deputi I Badan Reintegrasi Aceh, Fauzan Azima salah satu inisiator kegiatan, menjelaskan bahwa tujuan utama acara bukan untuk mencari panggung, melainkan menjadi bukti nyata komitmen menjaga bingkai perdamaian yang telah terjalin selama dua dekade.
Ia menyebutkan, kita ingin seluruh masyarakat Aceh tahu bahwa kegiatan ini adalah laboratorium perdamaian yang harus dirawat bersama guna menciptakan keharmonisan di dalam lindungan sosial.
Fauzan Azima berharap, dalam momentum dua dekade damai ini diharapkan menjadi pengingat bersama akan pentingnya merawat perdamaian demi mewujudkan Bener Meriah yang maju dan bermartabat.
Selanjutnya, dalam acara rangkaian tasyakuran peringatan hari damai Aceh ini juga turut menampilkan beragam kesenian seperti Didong Gayo, Tari Saman, Tari Gayo dan tak kalah saing penampilan kesenian Jawa Jaranan Kuda Kepang dari paguyuban Forum PSJN Aceh (Aji Ning Bongso Soko Budoyo Rahayu, Seduluran Selawase) yang di Ketuai oleh Imam Arafi.
Acara ini dihadiri oleh Bupati dan wakil Bupati Bener Meriah, Ketua KKR Aceh, Komandan Kodim 0106/BM, Kapolres Bener Meriah, Ketua DPRK Bener Meriah, Ketua DPRK Aceh Tengah, Pangdam IM diwakili, Kapolda Aceh diwakili, Perwakilan Gubernur Aceh, Perwakilan Wali Nanggroe, Kejari Bener Meriah dan Aceh Tengah, Forkopimda Bener Meriah, Unsur Ormas, LSM, dan Organisasi Pramuka serta Insan Pers.
Komentar