Rutan Kelas IIB Bener Meriah Kembali Torehkan Prestasi: Inovasi SIM-BEKEN Permudah Pengamanan Narapidana

Foto : Kasubsi Pengelolaan (kiri), Muhammad Septian Rajuanda (kanan) ”pemberian penghargaan prestasi pengelolaan SIM-BEKEN”.
Nanggroe.media Senin (04/08).

NANGGROE.MEDIA, BENER MERIAH | Rumah Tahanan Kelas IIB Bener Meriah kembali menorehkan prestasi, prestasi yang di torehkan ini terkait sistem pengamanan khusus di Rutan. Suksesnya implementasi dan inovasi ini berupa SIM-BEKEN (Sistem Informasi Manajemen Bersih dan Keren) melalui Kasubsi Pengelolaan, Hisrijal, A.Md, SH. Senin 04 Agustus 2025.

Sistem pengamanan SIM-BEKEN ini dicetuskan oleh salah satu pegawai Sipir Rutan Kelas IIB Bener Meriah, yakni Muhammad Septian Rajuanda merupakan staf pelayanan tahan.

Septian dalam mengelola sistem pengamanan SIM-BEKEN ini dimulai awal bulan Mei hingga Agustus 2025. Dalam pengelolaan sistem ini dirinya juga mendapatkan penghargaan (apresiasi setinggi-tingginya).

Atas prestasi yang telah ditorehkan ini, Kepala Rutan Kelas IIB Bener Meriah, Heddry Yadi memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Muhammad Septian Rajuanda.

Karutan Kelas IIB Bener Meriah, Heddry Yadi menjelaskan, inovasi ini adalah solusi atas permasalahan data yang belum real-time. Sebelumnya, kami kesulitan memantau perkembangan narapidana secara cepat. Kini, berkat SIM-BEKEN, Rutan Bener Meriah tidak lagi sekadar tempat pembinaan fisik, tetapi menjadi pusat digitalisasi pengembangan diri yang akuntabel.

Untuk diketahui, SIM-BEKEN adalah sebuah sistem manajemen terpadu yang didukung oleh kartu identitas digital berbasis QR Code untuk setiap narapidana. Melalui kartu ini, data penting narapidana seperti riwayat medis, kegiatan pembinaan, dan riwayat pelanggaran dapat diakses secara real-time oleh petugas hanya dengan satu kali pemindaian.

Inovasi ini telah mengubah cara Rumah Tahanan mengelola program bimbingan kerja yang semakin beragam dan modern. Kemudian, saat narapidana mengikuti pelatihan keterampilan yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar kerja, petugas bisa memindai kartu mereka untuk mencatat kehadiran. Data ini otomatis terbarui, sehingga mempermudah pemantauan progres dan memastikan sertifikat resmi dapat dikeluarkan dengan cepat setelah program selesai.

Selain itu, SIM-BEKEN juga mempermudah pencatatan kegiatan lainnya, seperti peminjaman buku di perpustakaan atau partisipasi dalam pengajian. Dengan data yang terpusat dan up-to-date, program pembinaan menjadi lebih terarah dan personal.

”Dampak inovasi ini sangat positif, welain memiliki keterampilan yang relevan, para narapidana merasa dihargai dan termotivasi karena setiap partisipasi dan pencapaian mereka tercatat dengan baik,” terang Karutan.

Selanjutnya, SIM-BEKEN ini kedepannya diharapkan dapat menjadi role model dan terus dikembangkan untuk diterapkan di seluruh Rutan di se-Indonesia. Program ini menjadi jembatan bagi para narapidana untuk kembali menjadi bagian produktif dari masyarakat dengan bekal keterampilan dan semangat baru, didukung oleh sistem manajemen yang efisien dan humanis.

Komentar