
NANGGROE.MEDIA | Nilai tukar rupiah melemah pada penutupan perdagangan Senin sore sebesar 3 poin atau 0,02 persen menjadi Rp 16.573 per dolar Amerika Serikat (AS) dari sebelumnya Rp 16.570 per dolar AS.
Adapun kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada hari ini justru menguat ke level Rp 16.580 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp 16.585 per dolar AS.
Analis mata uang, sekaligus Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuabi menganggap bahwa pelemahan nilai tukar (kurs) rupiah dipicu ancaman tarif 100 persen terhadap impor barang-barang Cina.
Amerika Serikat sebagai pemicu
“Presiden Amerika Serikat, Donald Trump memicu kembali ketegangan perdagangan pada hari Jumat dengan mengancam akan mengenakan tarif hingga 100 persen pada impor Tiongkok dan memperketat kontrol ekspor pada teknologi penting. Pernyataan tersebut meresahkan pasar keuangan,” kata Ibrahim dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin, 13 Oktober 2025 seperti dikutip dari tempo.
Lanjutnya, Trump berjanji mengenakan tarif baru sebesar 100 persen terhadap barang-barang Cina dan membatasi ekspor “perangkat lunak penting” setelah Beijing mengumumkan pembatasan ekspor mineral tanah jarang.
Amerika Serikat menargetkan penerapan tarif tersebut sejak 1 November 2025 atau lebih cepat, tergantung tindakan atau perubahan lebih lanjut yang diambil oleh Cina.
Sebelumnya, Cina juga mengumumkan pembatasan ekspor unsur tanah jarang yang baru pada Kamis, 9 Oktober 2025. Pembatasan tersebut memperluas batasan pada teknologi pemrosesan dan manufaktur serta melarang kerja sama dengan perusahaan asing tanpa izin pemerintah terlebih dulu.
Tujuan, menjaga keamanan dan kepentingan nasional
Sementara itu, Kementerian Perdagangan Cina mengatakan, langkah-langkah tersebut bertujuan untuk menjaga keamanan dan kepentingan nasional dengan memberlakukan kontrol ekspor pada teknologi terkait unsur tanah jarang, termasuk penambangan, peleburan dan pemisahan, produksi material magnetik, dan daur ulang sumber daya sekunder.
Teknologi dan data terkait yang melibatkan penambangan, peleburan dan pemisahan unsur tanah jarang, peleburan logam, manufaktur material magnetik, dan daur ulang sumber daya sekunder tanah jarang, serta perakitan, pemeliharaan, dan peningkatan lini produksi terkait, tidak dapat diekspor tanpa izin resmi.
Kemudian, Beijing menanggapi pernyataan Trump dengan mengatakan ”tidak takut” akan perang dagang dan Beijing akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk melindungi kepentingannya. Sikap tegas ini meningkatkan kekhawatiran tentang eskalasi baru dalam ketegangan ekonomi AS – Tiongkok.
Komentar