Kisah Pahit Palestina, Tragedi Kemanusiaan Terus Berlanjut

NANGGROE.MEDIA | Kisah pahit dan haru yang terus berlanjut di negara Palestina memperlihatkan betapa peliknya situasi di Tepi Barat.

Abed Wadi, seorang warga Palestina, harus merasakan duka mendalam ketika bersiap-siap menguburkan sesama warganya yang jatuh korban akibat serangan Israel.

Pesannya datang dalam bentuk gambar yang menunjukkan kelompok pria bertopeng dengan simbol-simbol kekerasan di tangan mereka. Tulisan yang menyertainya, dalam bahasa Ibrani dan Arab, mengejek dan menakut-nakuti penduduk Desa Qusra. Ancaman balas dendam yang terasa seperti bayangan suram melayang di udara, menciptakan ketegangan yang semakin memuncak.

Qusra, sebuah Desa di bagian utara Tepi Barat, menjadi saksi kekejaman pada Rabu, (11/10/2023). Empat warga Palestina, termasuk tiga yang tewas dalam serangan brutal oleh pemukim Israel, dimakamkan dengan duka yang mendalam. Seorang lagi tewas dalam bentrokan dengan tentara Israel, menghiasi laporan harian tragedi di tanah Palestina.

Menghadapi kenyataan pahit, penduduk Desa Qusra terpaksa melintasi wilayah yang dikuasai oleh pemukiman Israel, tempat risiko kekerasan selalu mengintai. Bahkan pada masa-masa biasa, risiko ini meningkat secara dramatis dalam dua minggu terakhir sejak konflik antara Israel dan Hamas memuncak.

Kisah Abed Wadi dan Desa Qusra mengingatkan kita pada kekerasan dan penderitaan yang terus berlanjut di Palestina.

Sementara dunia menatap, perlu adanya panggilan kemanusiaan yang tanpa ampun untuk mengakhiri kebrutalan ini. Perdamaian bukanlah sekadar impian, melainkan hak asasi setiap individu di tanah ini.

Penulis : Safira

Mahasiswa Magister Ilmu Hukum Universitas Syiah Kuala

Komentar