
NANGGROE.MEDIA, ACEH | Jalan KKA, jalur provinsi yang menghubungkan antara Kabupaten Aceh Utara dengan Kabupaten dataran tinggi Gayo, kini kian menjerit.
Kerusakannya bukan lagi sekedar lubang kecil, tetapi sudah berubah menjadi ancaman nyata dimana kondisi badan jalan yang amblas, ruas sempit, hingga rawan longsor.
YARA desak pemerintah Aceh segera perbaiki jalan KKA
Akses vital yang seharusnya menghidupkan ekonomi rakyat justru berubah menjadi jalur penuh resiko. Kepala Perwakilan Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA) Bener Meriah, Muhammad Dahlan menilai pemerintah terkesan menutup mata. Padahal, jalan ini menjadi denyut utama bagi ekonomi rakyat sekaligus jalur strategis wisatawan.
“Jalan ini sudah bertahun-tahun rusak parah. Banyak yang amblas, berlubang, dan sangat berbahaya bagi pengendara. Setiap tahun Aceh menerima dana Otsus, tetapi jalan provinsi saja masih rusak parah,” ujar Dahlan, kepada Nanggroe.media dalam keterangannya. Senin, 29 September 2025.
Menurutnya, jalan KKA bukan sekedar penghubung antar wilayah. Namun, jalur ini adalah urat nadi yang mengalirkan hasil bumi Gayo berupa kopi, sayur mayur, dan komoditas lainnya menuju berbagai daerah di Aceh. Bahkan, ribuan wisatawan melewati jalur tersebut untuk mencapai pesona alam Bener Meriah dan Aceh Tengah.
Kepala Perwakilan YARA itu menyebut, setiap perjalanan di jalur itu ibarat mempertaruhkan nyawa. “Banyak badan jalan amblas, jalan berlubang dan sempit, tidak ada rambu peringatan sama sekali serta rawan longsor. Kondisi ini jelas mengancam keselamatan masyarakat atau pengguna jalan.
Dorongan terhadap pemerintah untuk segera menindaklanjuti jalan KKA
YARA pun mendorong, sudah saatnya Pemerintah Aceh bersama tiga Kepala daerah Bupati Aceh Utara, Bener Meriah, dan Aceh Tengah duduk bersama mencari solusi konkret. Kata dia, tidak ada lagi ruang untuk saling melempar tanggung jawab persoalan ini.
“Jalan ini adalah wajah Aceh di mata wisatawan dan sekaligus denyut ekonomi rakyat. Jika dibiarkan rusak terus, maka rakyat yang menanggung akibatnya, bukan pejabat yang duduk di kursi empuk,” imbuhnya.
Dia menegaskan, perbaikan jalan harus dilakukan menyeluruh, bukan sekadar tambal atau sulam yang cepat rusak kembali. Ia juga meminta pelebaran jalur di kawasan rawan longsor agar arus kendaraan tidak terganggu bila terjadi bencana. Selain itu, pemasangan rambu peringatan di titik-titik rawan bahaya dianggap mendesak.
“Kerusakan jalan KKA sudah terlalu lama dibiarkan. Saatnya Pemerintah Aceh dan Kabupaten/kota terkait menunjukkan kepedulian nyata, bukan sekedar janji-janji.” Demikian pungkas Dahlan.
Komentar