Nanggroe.net, Aceh Utara | Musim panen padi tak membuat petani di sejumlah wilayah Aceh Utara bersenang hati, para petani malah semakin terpuruk.
Pasalnya, harga gabah yang menjadi tumpuan harapan pendapatan mereka ditengah kesulitan ekonomi karena pandemi, harganya kini anjlok hingga Rp. 4.300 sampai Rp. 4.400 per kilogram.
M Nurdin, salah seorang petani di Kecamatan Tanah Luas, Kabupaten Aceh Utara Ia mengeluh dan mengaku kecewa lantaran harga gabah diperkirakan masih akan turun.
Baca Juga : Dugaan Pelecehan Seksual, Oknum Yayasan Pendidikan Tinggi di Lhokseumawe Akhirnya Dilaporkan ke Polisi
“Harga gabah sangat murah, ongkos modal untuk menggarap sawah tidak sebanding nilai jual,” ujar Nurdin kepada Nanggroe.net (4/11) siang.
Petani diwilayah tersebut berharap Pemerintah Kabupaten Aceh Utara bisa membantu menstabilkan nilai jual gabah kering di tingkat petani.
“Pemerintah daerah mestinya terlibat mengontrol harga gabah di setiap musim panen,” tandasnya.
Petani menilai, harga perbedaan harga gabah dan beras yang terpaut jauh, sepantasya harga gabah dihargai Rp 5.500 perkilogram.
“Harga beras tertinggi kan mendekati harga Rp. 10 ribu perkilogram, masa gabah harganya Cuma Rp. 4.400 ini kan tidak adil bagi petani. Pemerintah daerah mestinya turun tangan mengontrol harga gabah agar tak merugikan petani,” lanjut Nurdin
Terpisah, dikutip dari salah satu media medan mistar.id, pengakuan Feri salah seorang pengusaha kilang padi di kawasan Deli Serdang, Sumatera Utara mengatakan harga gabah cukup aman, tidak terlalu mahal ataupun rendah.
“Memasuki awal Oktober 2020 harga Gabah Giling Kering (GKG) atau harga padi kering saat ini sekitar Rp. 5.800 per Kg,” katanya.
Komentar