Gelar Aksi di Depan Kantor Bupati Bener Meriah, Ini 3 Poin Tuntutan Masyarakat 

BENER MERIAH | Puluhan massa yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Gayo (AMG) dan mahasiswa menggelar aksi unjuk rasa (UNRAS) di depan kantor Bupati Bener Meriah kini memasuki gedung Aula Setdakab Bener Meriah guna melakukan audensi kepada para pejabat Kabupaten Bener Meriah.

Pantauan Nanggroe.media Rabu, (13/12/23) saat berada dilokasi para massa unjuk rasa (UNRAS) dihadapan pejabat daerah menyampaikan tiga tuntutan terkait aksi yang digelar itu. Para massa mempertanyakan terkait proses makam Kuno yang bertempat di Waduk Kreung Keurto.

Pejabat Kabupaten Bener Meriah yang terdiri dari PJ Sekda Khairmansyah beserta turut didampingi Ketua MPU Tgk Almuzani, Asisten II Sayutiman, Ketua Majelis Adat Aceh (MAA) Bener Meriah, dan Kepala Dinas Pendidikan menyambut aksi unjuk Rasa (UNRAS) yang tergabung dalam AMG dan Mahasiswa.

Pada hal itu, massa yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Gayo (AMG) dan mahasiswa menuntut tiga hal yaitu diantaranya sebagai berikut :

• Meminta kepada Pemerintah Bener Meriah agar segera melakukan pendaftaran dan penetapan Komplek Makam Pqng Kilet (Murrahim Bin Yassara) yang terletak di Tanoh Linge atau Serdang sebagai situs Cagar Budaya Kabupaten Bener Meriah

• Meminta kepada Pemerintah Kabupaten Bener Meriah dan Balai Wilayah Sungai 1 Sumatera agar dapat memberikan opsi teknis bagaimana agar Situs Cagar Budaya Komplek Makam Pang Kilet tidak terkena dampak elevasi air bendungan

• Makam leluhur kami yang berada di Tanoh Linge atau Serdang Kampung Simpur Kecamatan Mesidah Kabupaten Bener Meriah
•Makam Yassara Bin Adam
•Makam Murrahim Bin Yassara
•Makam Muhammad Main Bin Murrahim

Koordinator Lapangan Aliansi Masyarakat Gayo, Sabaruddin menyatakan dihadapan para massa dan pejabat daerah, ketiga tuntutan tersebut pemerintah daerah Kabupaten Bener Meriah, segera menyelesaikan permasalahan makam leluhur Gayo yang ada di Kreung Keurto.

Ia mengatakan, permasalahan pemindahan makam leluhur kuno di Kreung Keurto cepat segera di realisasikan, mengingat itu adalah bukti segera masyarakat Gayo.

Selanjutnya dari ketiga makam tersebut, saat ini sudah direlokasi 2 makam, yaitu Makam Yassara Bin Adam dan Makam Muhammad Ma’in Bin Muharrim.

Dari pihak ahli waris, meminta kepada Balai Wilayah 1 Sungai Sumatera (BWS) harus menunjukkan bukti otentik dokumentasi pada saat digali dan dipindahkannya dari tempat semula ketempat yang baru.

Komentar