
NANGGROE.MEDIA, BENER MERIAH | Harga kopi jenis arabika di dataran tinggi Gayo kini mencapai harga membuat para petani gembira. Mengapa demikian, dikabarkan Jumat, 31 Oktober 2025 harga kopi gelondong (cherry) jenis arabika tembus dengan harga mencapai Rp 27.000 per bambu.
Hal ini membuat mayoritas para petani kopi bersemangat saat panen tiba. Dari hasil penelusuran Nanggroe.media dilapangan, harga kopi gelondong (cherry) jenis arabika berkisar Rp 19.000 Rp 20.000, 21.000, 22.000 hingga Rp 27.000 per bambu nya.
Faktor perbedaan harga kopi ditingkat pengepul
Lanjut, perbedaan harga kopi di wilayah Kabupaten Bener Meriah, Aceh ditingkat pengepul bervariasi tergantung daerah dan waktu, namun berita terbaru per akhir Oktober 2025, harga kopi jenis arabika menunjukkan mulai kembali naik setelah sempat mengalami penurunan di berbagai daerah.
Harga yang bervariasi tersebut dinilai dari kualitas kopi, sebagian para pengepul kopi membanderol harga dilihat dari kualitasnya, jika buah kopi tersebut berkualitas baik maka pengepul membanderol harga tinggi.

Keterangan narasumber
Edi Sabara, salah seorang pengepul kopi di Kampung Tunyang, Kecamatan Timang Gajah, Kabupaten Bener Meriah, Aceh mengatakan harga kopi ini bervariasi tergantung kualitas dan dari daerah mana asal kopi.
Ia menyebutkan, untuk saat ini harga kopi dalam beberapa waktu terakhir ini di bulan Oktober harga sudah mengalami kenaikan.
”Kalau saat ini harga kopi di wilayah kami seharga Rp 22.000 perbambu nya. Jika kopi tersebut kualitas nya bagus harga bisa meningkat lagi,” kata Edi Sabara saat diwawancarai Nanggroe.media.
Menurutnya, kopi di wilayah bagian atas atau dibagian dataran tinggi kualitas kopi cukup bagus dan harga bisa meningkat, sedangkan untuk wilayah bagian bawah kualitas kopi kurang (kualitas lebih bagus dibagian dataran tinggi) hal ini juga menurut kondisi cuaca dan iklim.
Sementara itu, Bima (pengepul kopi) di Kampung Lampahan, Timang Gajah mengatakan harga kopi tergantung cuaca, apabila cuaca kondisinya hujan harga kopi bisa turun karena penjemuran kopi tidak maksimal (terhambat saat pengolahan).
”Kami mematok harga melihat kualitas kopinya juga, sebagian kopi ada yang pesel busuk di biji kopinya,” ujarnya.
Berikut penelusuran Nanggroe.media faktor yang mempengaruhi harga kopi
Pada saat musim panen, harga kopi cenderung lebih tinggi ketimbang diawal musim panen dan bisa turun di akhir musim. Pasokan global juga sangat mempengaruhi harga, kebijakan perdagangan internasional dan masalah iklim dapat mempengaruhi pasokan dan harga secara global yang kemudian berdampak pada harga di tingkat lokal.
Kemudian kualitas biji kopi yang dijual sangat menentukan harga yang ditawarkan oleh pengepul (toke). Selanjutnya fluktuasi harian, harga ditingkat pengepul (toke) tidak selalu stabil dan bisa berubah-ubah dari hari ke hari tergantung pada kesepakatan antara pengepul dan petani.
Harapan petani kopi
Para petani kopi berharap kepada pemerintah kedepannya harga kopi tetap bertahan dan perputaran penjualan berjalan lancar. Dengan naiknya harga kopi mampu mendorong ekonomi masyarakat khususnya di dataran tinggi Gayo, apabila harga kopi tidak sesuai dengan harga sembako hal ini dapat memicu roda perekonomian tidak stabil. Jika harga kopi terbilang mengalami kenaikan maka masyarakat sejahtera dan sekaligus mampu mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD).





Komentar