Nanggroe.net, Lhokseumawe | Kebijakan Pemerintah Aceh terkait pemangkasan anggaran dana Dinas Pendidikan Dayah (Disdik) untuk penanganan virus Corona (Covid-19) dinilai tidak menghargai perjuangan bangsa Aceh dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM).
Hal itu di sampaikan aktivis solidaritas mahasiswa untuk rakyat yang disingkat SMUR, Muhammad Khalis kepada Nanggroe.net, Selasa (5/5).
“Ini sangat melukai hati masyarakat Aceh, adanya badan dayah (Disdik Aceh) berkat perjuangan rakyat Aceh dan GAM selama kurang hampir 30 tahun dan terlahir MoU Helsinky di Finlandia,” pungkasnya.
Baca Juga : Potong Dana Bantuan Dayah : Plt & Sekda Aceh Bukan Santri
Menurutnya, pemangkasan dana bernilai 250 Milyar dari Disdik dayah Aceh yang nantinya dialihkan untuk penanganan Covid-19 kurang efektif diterapkan, mengingat Aceh kental akan agama pun Dayah juga ikut terdampak virus mematikan ini yang melanda dunia termasuk Indonesia selama ini.
“Banyak anggaran-angaran lain yang bisa di pangkas contohnya pengadaan mobil dinas, perjalanan dinas itu kan bisa, kenapa harus dayah yg menjadi korban,” tandasnya.
Ia berharap, terkait pemangkasan dana dayah tersebut dapat dievaluasi kembali juga dibatalkan agar tak ada hati masyarakat Aceh mengingat dayah saat ini ikut terlibat dalam penanganan Covid-19.
“Hargai jasa mereka (GAM) yang sudah berkoban lahirnya badan dayah di Aceh, supaya nantinya tak menimbulkan kekecewaan masyarakat terhadap kebijakan pemerintah Aceh,’ tutupnya.
Komentar