18 Kecamatan Terendam Banjir, Pemda Aceh Timur Di Nilai Tidak Peduli

Nanggroe.net, Aceh Timur | Dalam beberapa hari terakhir selama Bulan Desember 2020 hampir seluruh titik Kecamatan di Aceh Timur di guyur hujan dengan curah hujan yang tinggi membuat intensitas air meningkat drastis.

Kami masyarakat sangat berharap untuk Pemerintah Aceh Timur agar meminimalisir terhadap pembukaan lahan perkebunan yang berlebihan karena akan berdampak buruk bagi seluruh warga Aceh Timur

Ibukota Aceh timur saja kemarin tinggi air mencapai 70-140 CM, sehingga ada beberapa lokasi yang lumpuh, akibatnya banjir sangat berdampak terhadap ekonomi masyarakat.

Pantauan Nanggroe.net, meskipun hari ini Senin (07/12) hujan sudah mereda, masih ada beberapa titik krusial yang masih tergenang banjir, diantaranya Kecamatan Ranto Rerlak, Peureulak Barat dan Peureulak Kota juga masih ada genangan banjir yang meluap dari sungai.

Masyarakat mengungkapkan kekecewaannya terhadap Pemda Aceh Timur dikarena titik rawan banjir dari tahun ke tahun semakin bertambah.

“Banjir disini disebabkan karena Terjadinya perubahan fungsi hutan akibat dari maraknya praktek illegal logging (pembekalan liar), pertambangan dan tingginya pembukaan lahan sawit”, ungkap Muhammad Ichsan salah satu warga Aceh Timur.

Salah satu warga Gampong Keude Aceh Kecamatan Idi Rayeuk yang tidak ingin disebutkan namanya mengaku sangat heran, belum pernah ada sejarah pusat Kota Aceh Timur ini dilanda banjir yang memang genangan airnya cukup lama dan mencapai ketinggian 70-140 cm.

” Ketika banjir seperti ini kami masyarakat yang terdampak sangat di rugikan, karna secara ekonomi kami lumpuh dan lokasi ini pula pusat mata pencaharian kami, kemudian untuk tempat untuk istirahat kami juga susah”, lanjutnya.

Baca juga : Muslim DPRA Desak Pemerintah Aceh Turun Tangan Tangani Banjir Di Aceh Utara

Ia juga menambahkan, “Kami para pedagang dan masyarakat setempat idi rayeuk merasa sangat kecewa terhadap pemda aceh timur yang memang secara transparansi mebiarkan illegal logging dan pembukaan lahan sawit diluar batas maksimal karena belum pernah ada sejarah pusat Ibu Kota ini tergenang air”.

Hari ini terlihat masyarakat di pusat Keude Idi mulai membersihkan puing puing bekas banjir tersebut.

Masyarakat merasa sangat kecewa terhadap Pemerintah setempat sekalipun Bupati Aceh Timur Tgk. Hasballah M. Thaib yang sempat terjun langsung ke lokasi banjir dan penggungsian, shalat berjamaah dan makan bersama pengungsi.

“Kami masyarakat sangat berharap untuk Pemerintah Aceh Timur agar meminimalisir terhadap pembukaan lahan perkebunan yang berlebihan karena akan berdampak buruk bagi seluruh warga Aceh Timur”, tutupnya. Laporan : T Ichlasul Amal ( Kontributor Nanggroe.net)

Komentar