
NANGGROE.MEDIA | 426 tahun lalu, pada tanggal 11 September 1599 Laksamana perempuan asal tanah Aceh, Malahayati berhasil menewaskan Jenderal Cornelis de Houtman. Keduanya berduel satu lawan satu di atas geladak kapal. Peristiwa ratusan tahun silam itu dikenang oleh sejarah, bagaimana kisahnya ?
Pertempuran Laksamana Malahayati Vs Cornelis de Houtman
Pada perjalanan tahun 1598 – 1599, Houtman bersaudara melakukan perdagangan dengan Madagaskar. Mereka kembali lagi pada 1599 ke Sumatera. Pada tanggal 11 September 1599, Cornelis de Houtman dan pasukannya memicu terjadinya konfrontasi dengan pihak kesultanan Aceh lantaran tempramen Cornelis yang buruk. Dikutip dari buku The Dutch Century, Domination of The Spice Trade at Any Cost oleh Carl Douglass dan detikude, tak lama setelah itu terjadilah duel antara pihak Belanda dengan tentara Aceh yang dipimpin Keumalahayati atau Malahayati.
Laksamana Malahayati berhasil membunuh Cornelis de Houtman. Sementara itu, saudara Cornelis yang bernama Frederick dipenjara oleh Sultan Aceh, Alauddin Riayat Syah di utara Sumatera. Selama dua tahun dipenjara, Frederick mempelajari bahasa Melayu. Kemudian setelah itu dia bebas dan kembali ke Amsterdam pada tahun 1602, ia menulis kamus Melayu pertama dan diterbitkan pada tahun 1603.
Sementara, dikatakan dalam buku Ensiklopedia Pahlawan Nasional Aceh oleh Satyo Pijar, keberhasilan Malahayati membunuh Cornelis membuatnya semakin dihormati dan diakui sebagai salah satu pemimpin perang Aceh yang paling berani dan efektif.
Pasca duelnya dengan pasukan Cornelis de Houtman, pasukan Malahayati masih terlibat dalam sejumlah pertempuran melawan Belanda di Aceh. Ia terus memimpin perjuangan sampai akhir hayat.
Laksamana Malahayati Memimpin Pasukan Inong Balee
Laksamana Malahayati memimpin perlawanan terhadap penjajah setelah pertempuran di Teluk Haru dan armada laut kesultanan Aceh melawan Portugis. Pada pertempuran tersebut, suami Malahayati, Laksamana Zainal Abidin gugur. Setelah gugurnya sang suami, ia mengusulkan kepada Sultan Aceh untuk membentuk pasukan yang terdiri dari janda prajurit Aceh yang gugur dalam perang.
Permintaan itu dikabulkan. Malahayati diangkat menjadi pemimpin pasukan Inong Balee dengan pangkat Laksamana.
Perempuan yang lahir pada tahun 1575 itu memimpin sebanyak 2.000 pasukan ketika melawan kapal-kapal dan benteng-benteng Belanda pada pertempuran 11 September 1599.


Komentar