Perkuat Pengelolaan Sampah Berbasis Teknologi, Program “Broh Jeut Keu Peng” Segera Berjalan

LHOKSEUMAWE, NANGGROE.MDIA | Pemerintah Kota Lhokseumawe terus menunjukkan komitmennya dalam membangun sistem pengelolaan sampah modern berbasis teknologi.

Hal tersebut ditandai dengan peninjauan langsung yang dilakukan Wali Kota Lhokseumawe, Dr. Sayuti Abubakar, SH., MH., terhadap kesiapan mesin dan teknologi pengolahan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Alue Lim, Selasa (23/12/2025).

Peninjauan ini menegaskan keseriusan Pemkot Lhokseumawe dalam mengoptimalkan pemanfaatan teknologi pengolahan sampah terpadu, sebagai fondasi utama pelaksanaan program unggulan “Broh Jeut Keu Peng”, yang berorientasi pada pengelolaan sampah bernilai ekonomi dan berkelanjutan.

Wali Kota Sayuti Abubakar meninjau secara detail seluruh rangkaian sistem pengolahan sampah berbasis mesin, mulai dari teknologi pemilahan otomatis, jalur conveyor, hingga unit pengolahan lanjutan yang dirancang untuk mengurangi residu dan meningkatkan nilai guna sampah.

Sayuti Abubakar menjelaskan bahwa transformasi pengelolaan sampah tidak lagi dapat mengandalkan pola konvensional, melainkan harus didukung oleh teknologi tepat guna dan mesin modern.

“Teknologi adalah kunci. Sampah tidak cukup hanya dikumpulkan dan dibuang, tetapi harus diolah secara sistematis dengan mesin dan teknologi agar memiliki nilai tambah serta ramah lingkungan,” tegas Sayuti Abubakar.

Saat ini, TPA Alue Lim telah dilengkapi berbagai mesin pengolahan sampah berteknologi modern, antara lain mesin pemilahan sampah untuk memisahkan material organik dan anorganik, mesin penghancur plastik, mesin pencuci dan pengering plastik guna menghasilkan bahan baku berkualitas, serta mesin extruder dan peleleh plastik untuk menghasilkan produk setengah jadi yang dapat dimanfaatkan kembali.

Selain itu, Pemkot Lhokseumawe juga telah menyiapkan teknologi pirolisis, yang mampu mengolah jenis plastik tertentu menjadi minyak sebagai alternatif energi, sekaligus menekan volume sampah residu. Sisa residu pengolahan dimanfaatkan melalui mesin pencetak paving blok, sehingga limbah dapat diubah menjadi produk konstruksi yang bernilai guna.

Untuk menjamin keberlanjutan operasional, sistem ini didukung oleh genset sebagai sumber energi cadangan, insinerator sesuai standar, serta unit pengendali emisi, sehingga seluruh proses pengolahan tetap memperhatikan aspek keselamatan, kesehatan, dan kelestarian lingkungan.

Sayuti menegaskan bahwa seluruh teknologi yang tersedia akan diintegrasikan dalam satu sistem pengelolaan sampah berbasis ekonomi sirkular, sejalan dengan visi program “Broh Jeut Keu Peng”.

“Melalui penguatan teknologi di TPA Alue Lim, kita ingin membuktikan bahwa sampah bisa menjadi sumber daya ekonomi. Teknologi yang ada harus dimanfaatkan secara maksimal untuk kesejahteraan masyarakat,” Ujarnya

Pemerintah Kota Lhokseumawe optimistis, dengan penguatan teknologi dan optimalisasi mesin pengolahan sampah, sistem pengelolaan sampah kota akan berjalan lebih efektif, efisien, dan berkelanjutan, serta menjadi model pengelolaan sampah modern di Aceh.

Komentar